

Warta
Ekonomi
Langka Minyak, DPRD Sumsel akan
Panggil Pertamina
Jumat, 18 Februari 2005 Pkl. 16.20 WIB
TEMPO Interaktif,
Palembang: Komisi
B DPRD Sumatra Selatan akan memanggil Pertamina dan Himpunan Pengusaha
Wiraswasta Minyak Gas (Hiswanamigas) serta pihak lainnya terkait kelangkaan
minyak di Sumatra Selatan (Sumsel).
”Ini, kan, tidak masuk akal, sumur minyak itu
ada di Sumsel, masa warga harus antre berjam-jam di pangkalan untuk mendapatkan
minyak,” kata Ketua Komisi B, Amiruddin, Jumat (18/2).
Menurut Amiruddin, kelangkaan minyak yang
terjadi belakangan ini menandakan bahwa persoalan minyak tanah di Sumsel tidak
pernah selesai, yaitu distribusi yang tidak merata dan adanya oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab terhadap pendistribusiannya.
”Ini tidak bisa didiamkan, harus ada solusi
jangan sampai antrean dan kelangkaan minyak kembali terjadi di Sumsel,” kata
politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Amiruddin menduga kelangkaan minyak ini karena
banyak minyak yang disubsidi dijual kepada industri. Tapi, katanya, itu hanya
sebatas dugaan, Dewan belum mempunyai bukti.
”Yang jelas pihak Pertamina juga tidak harus
menutup mata dengan informasi ini, mereka, kan, punya tim. Pengawasan harus
juga dilakukan ke pangkalan-pangkalan, cek kembali apa betul untuk rakyat atau
untuk lainnya,” katanya.
–Arif Ardiansyah–
![]() |
A.

Masalah Ekonomi


Manusia
sering mengeluhkan hidupnya memiliki banyak sekali masalah. Tidak seorang pun
yang hidup di dunia ini yang tidak memiliki masalah baik masalah kecil maupun
masalah yang besar yang dapat mengancam kehidupannya. Apakah yang menyebabkan
permasalahan itu timbul? Bagaimana cara mengatasinya?
Untuk
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita harus mengetahui apa yang
dimaksud dengan masalah. Para ahli mengartikan bahwa masalah adalah kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Jadi, semakin banyak kita memiliki harapan,
semakin banyak pula harapan yang mungkin tidak terkabul. Hal tersebut yang
biasanya akan menimbulkan masalah.
Begitu
juga secara ekonomi. Manusia secara alami memiliki banyak sekali kebutuhan yang
harus dipenuhi, namun di sisi lain alat pemuas kebutuhan tersebut sangat
terbatas. Dari kesenjangan itulah kemudian timbul masalah ekonomi.
![]() |
Masalah ekonomi adalah kesenjangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhannya
terbatas.

Gambar 1.1 BBM,
salah satu masalah ekonomi di Indonesia Sumber: Harian Umum Kompas,
23 Desember 2004
Tidak
setiap masalah berdampak negatif bagi kita. Masalah ekonomi memacu kita untuk
dapat menyelesaikannya dan mendorong untuk memanfaatkan seluruh potensi diri
dan lingkungannya. Hal ini yang akan membawa bangsa

kita pada kemajuan. Walaupun demikian, jika
kita salah memanfaatkan seluruh potensi tersebut, hal itu dapat juga membawa ke
arah kehancuran.



Pada
Bab I inilah kita akan membahas masalah ekonomi dalam kaitannya dengan
kebutuhan manusia dan kelangkaan.
B.
Kebutuhan
Manusia yang Tidak Terbatas
Seperti
yang telah dibahas sebelumnya, kehidupan manusia memiliki banyak sekali
kebutuhan yang akhirnya dapat menimbulkan masalah ekonomi. Kebutuhan timbul
karena adanya tuntutan fisik dan/atau psikis agar dapat hidup layak sebagai
manusia sehingga kebutuhan manusia sangat beraneka ragam dan sering tidak dapat
dipuaskan. Hal ini menyebabkan kebutuhan menjadi tidak terbatas
Keinginan
dan kebutuhan kadang disamakan pengertiannya, padahal sesungguhnya ada
perbedaan mendasar yang membedakan antara kedua hal tersebut. Keinginan
adalah hasrat dalam diri manusia yang jika tidak terpenuhi tidak memengaruhi
kelangsungan hidupnya, sedangkan kebutuhan adalah hasrat yang timbul
dalam diri manusia yang jika tidak terpenuhi dapat memengaruhi kelangsungan
hidupnya. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan istilah kebutuhan untuk
menunjukkan segala hasrat manusia terhadap sesuatu baik itu hanya berupa
keinginan ataupun kebutuhan itu sendiri.

Gambar 1.2 Macam-macam
kebutuhan manusia jika tidak terpenuhi dapat mengganggu kelangsungan
hidupnya Sumber: Majalah Kartini, No. 2173 Edisi 31 Agustus–14 September
2006


1.
Sifat alami manusia
Sudah menjadi sifat alami manusia untuk tidak cepat puas pada
segala sesuatu yang sudah dimilikinya. Ketika sudah mendapatkan sesuatu maka
akan muncul kebutuhan lainnya seiring dengan situasi dan kondisi.
2.
Tingkat pendapatan
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin banyak
kebutuhan hidupnya. Misalnya, kebutuhan seorang pengusaha kaya berbeda dengan
kebutuhan para karyawannya.
3.
Lingkungan Alam

Gambar 1.3 Kebutuhan
seseorang dapat dipengaruhi oleh alam di sekitarnya Sumber: Encarta
2005, Reference Library Premium Microsoft Corporation
4.
Lingkungan sosial
Secara naluriah manusia mempunyai kebiasaan meniru tingkah laku
orang lain sehingga jumlah dan jenis kebutuhan hidupnya juga akan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Seseorang yang tinggal di lingkungan
ekonomi tinggi akan terpacu dirinya untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungan
sosialnya.
5.

Kemajuan teknologi informasi


Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan kepada
seseorang untuk mendapatkan informasi sekaligus membeli suatu barang. Hal
tersebut dapat mendorong bertambahnya kebutuhan seseorang.
6.
Agama dan kepercayaan

Gambar
1.4 Upacara Ngaben yang dilakukan oleh
penganut agama
indu Sumber: Magnificent Indonesia,
New Holland (Publishers)
Ltd. Tahun 1995
7.
Akulturasi budaya
Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan hidup seseorang
baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan yang datangnya dari luar. Hal ini
menyebabkan terbentuknya pola perilaku dan kebiasaan yang berbeda yang akan
menimbulkan berbagai macam kebutuhan.
8.
Perdagangan internasional
Adanya perdagangan internasional menimbulkan terjadinya aliran
barang dari luar negeri yang dapat mendorong peningkatan kebutuhan hidup.
C.
Macam-macam
Kebutuhan Manusia
1.
Kebutuhan menurut
Intensitas Kegunaan
a.
Kebutuhan primer

Gambar 1.5 Setiap
manusia membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup Sumber: Harian
Umum Media Indonesia, 22 Agustus 2004
b.
Kebutuhan sekunder

Gambar
1.6 Banyak hal yang dulunya
dianggap barang mewah beralihmenjadi barang sekunder
Sumber:
Harian Umum Kompas, 15 Juli 2004
c.
Kebutuhan tertier
Kebutuhan
tertier adalah kebutuhan akan barang mewah. Kebutuhan ini lebih cenderung
ditujukan untuk menunjukkan status sosial atau prestise seseorang di mata
masyarakat.
![]() |
Gambar
1.7 Tidak semua orang dapat memenuhi
kebutuhan tertiernya, misalnya bepergian dengan kapal pesiar ini Sumber: Annual
Report Pelni, Tahun 2000.


2.
Kebutuhan
Menurut Waktu
a.
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang
juga dan tidak dapat ditunda. Misalnya, obat bagi orang yang sakit.
b.
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat
dilakukan di kemudian hari dan dapat ditunda karena sifatnya tidak mendesak.
Misalnya, tabungan dan jas hujan pada musim panas.
3.
Kebutuhan
Menurut Sifatnya
a.
Kebutuhan
jasmaniah adalah kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani atau
fisik. Misalnya, makan, olahraga, dan istirahat.

Gambar
1.8 Olahraga merupakan kebutuhan manusia
bersifat jasmaniah Sumber: Majalah Intisari, Edisi September 2005
Kebutuhan
rohaniah merupakan kebutuhan yang bersifat rohani, berhubungan
dengan jiwa manusia. Misalnya, beribadah, bersosialisasi, rekreasi, dan
hiburan.

Gambar 1.9 Manusia mempunyai
kebutuhan yang bersifat rohaniah, seperti beribadah menurut agamanya
masing-masing Sumber: Dokumen Cakra Media
4.

Kebutuhan
Menurut Subjek


a.
Kebutuhan individual adalah kebutuhan perseorangan atau individu.
Misalnya, seseorang membutuhkan alat bantu dengar atau kacamata.
b.
Kebutuhan kolektif adalah kebutuhan bersama dalam suatu masyarakat
dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Misalnya, jalan raya, rumah sakit,
dan sekolah.
D. Alat Pemuas Kebutuhan
Setelah kita mengetahui berbagai macam kebutuhan, kita perlu
mengetahui berbagai alat pemuas kebutuhan. Alat pemuas kebutuhan manusia
lazimnya disebut produk, yang berupa barang (goods) dan jasa (service).
Penggolongan produk menjadi barang dan jasa tersebut berdasarkan
atas wujudnya. Alat pemuas kebutuhan berupa barang adalah segala sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhan yang sifatnya berwujud, dapat dilihat dan diraba.
Contohnya, komputer, tas, buku, dan rumah. Alat pemuas kebutuhan berupa jasa adalah
segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak berwujud.
Contohnya, jasa dokter, guru, arsitek, tukang cukur, dan sopir taksi.
1. Jenis-jenis Barang
Selain menurut wujudnya, alat pemuas kebutuhan dapat digolongkan
ke dalam beberapa jenis. Jenis-jenis alat pemuas kebutuhan tersebut, antara
lain sebagai berikut.
a.
Jenis barang menurut cara memperolehnya
Pemuas
kebutuhan dapat dibedakan menurut besarnya pengorbanan yang kita lakukan untuk
memperolehnya.
1.
Barang ekonomi
Barang ekonomi adalah barang pemuas kebutuhan yang untuk
memperolehnya memerlukan sejumlah pengorbanan tertentu yang biasanya berupa
uang. Misalnya, untuk memperoleh makanan kita harus mengeluarkan sejumlah uang.
Uang tersebut adalah sebuah pengorbanan.
2.
Barang bebas
Barang bebas adalah barang pemuas kebutuhan yang tersedia hampir
tidak terbatas sehingga untuk memperolehnya kita tidak membutuhkan pengorbanan
dan dapat mengambilnya begitu saja di alam. Misalnya, udara untuk bernapas,
pasir di padang pasir, dan es di kutub.
3.

Barang illith


Barang illith adalah barang yang dibutuhkan tapi jika barang ini
melebihi dari yang dibutuhkan justru akan merugikan dan berbahaya. Misalnya,
air dan api.
b.
Jenis barang menurut kegunaannya
Menurut
kegunaannya, barang atau alat pemuas kebutuhan dapat digolongkan menjadi dua.
1.
Barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang siap pakai karena manfaatnya
langsung dapat diambil. Misalnya, makanan, minuman, dan pakaian.
2.
Barang produksi
Barang
produksi adalah barang yang berguna untuk menghasilkan barang yang lain. Barang
produksi merupakan istilah lain dari barang modal. Misalnya, mesin jahit dan
radio.
c.
Jenis barang menurut proses produksinya
Menurut proses produksinya, barang dapat
dibedakan sebagai berikut.
1.
Barang mentah (bahan baku)
Barang
mentah adalah bahan dasar untuk membuat barang lain. Barang ini sama sekali
belum mengalami proses pengolahan. Misalnya, kapas, kayu, dan hasil tambang.
2.
Barang setengah jadi
Barang
setengah jadi adalah barang yang telah melalui proses pengolahan, tetapi belum
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan karena belum menjadi produk akhir.
Misalnya, kain untuk membuat pakaian, besi untuk untuk membuat pisau, dan
terigu untuk membuat kue.
3.
Barang jadi

Gambar 1.10 Barang
jadi berupa pakaian yang sudah siap dipasarkan Sumber: Harian Umum Suara
Pembaruan, 22 Oktober 2004
d.

Jenis barang menurut hubungannya dengan barang
lain


Setiap barang pemuas kebutuhan mempunyai hubungan dengan barang
lainnya sesuai dengan fungsi dan peranannya, yaitu sebagai berikut.
a.
Barang substitusi
Barang substitusi adalah barang pemuas kebutuhan yang fungsinya
dapat menggantikan barang lain atau dapat saling menggantikan. Contohnya, gas
dapat menggantikan minyak tanah sebagai bahan bakar.
b.
Barang komplementer
Barang komplementer adalah barang pemuas kebutuhan yang akan
bermanfaat apabila dipakai bersama-sama dengan benda yang lain. Misalnya, mobil
dengan bensin, jarum dengan benang, dan kompor dengan minyak tanah.
2.
Kegunaan Barang
Setiap barang mempunyai nilai guna atau manfaat tersendiri atau sering
juga disebut utilitas (utility). Pada dasarnya manusia melakukan suatu
proses produksi untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. Nilai guna suatu
barang dapat ditingkatkan tidak saja karena diubah dari bahan mentah menjadi
barang setengah jadi, dan kemudian diubah lagi menjadi barang jadi, tetapi
setelah menjadi barang jadi pun nilai gunanya dapat terus ditingkatkan.
Oleh karena itu, banyak perusahaan yang melakukan berbagai macam
inovasi pada barang-barang yang diproduksinya untuk semakin meningkatkan nilai
guna barang tersebut. Misalnya, perkembangan telepon seluler (handphone)
yang semakin lama semakin canggih, beragam kegunaannya, serta semakin
memudahkan proses kerja manusia.
Kegunaan barang umumnya dapat digolongkan
sebagai berikut.
a.
Kegunaan bahan dasar (Elementary utility)
Kegunaan bahan dasar berarti suatu barang dirasakan kegunaannya
karena memiliki bahan dasar tertentu. Misalnya, pasir kuarsa berguna karena
mengandung bahan dasar untuk pembuatan kaca.
b.
Kegunaan bentuk (Form utility)
Kegunaan bentuk berarti peningkatan nilai guna suatu barang
terjadi karena perubahan bentuknya. Misalnya, kegunaan sebatang kayu akan
meningkat setelah diubah bentuknya menjadi kursi.

Gambar 1.11 Bijih
besi dan cincin emas merupakan barang yang memiliki bahan dasar Sumber:
Majalah Kartini, No. 2173 31 Agustus–14 September 2006

Gambar 1.12 Sebatang
kayu gelondongan memiliki kegunaan untuk diubah menjadi kursi Sumber: Dokumen
Cakra Media
c.
Kegunaan waktu (Time utility)
Kegunaan waktu berarti peningkatan nilai guna suatu barang
terjadi jika digunakan pada waktu yang tepat. Misalnya, jas hujan dan payung
berguna pada saat musim hujan.

Gambar 1.13 Jaket
dan baju hangat, pakaian yang biasa digunakan pada musim dingin Sumber:
Encarta 2005, Reference Library Premium Microsoft Corporation
d.

Kegunaan tempat (Place utility)


Kegunaan tempat berarti peningkatan nilai guna suatu barang
terjadi jika berada pada tempat yang tepat. Misalnya, perahu berguna ketika
berada di lautan.
e.
Kegunaan kepemilikan (Ownership utility)
Kegunaan kepemilikan berarti peningkatan nilai guna suatu barang
terjadi jika berada pada pemilik yang tepat. Misalnya, jala lebih berguna bagi
seorang nelayan daripada bagi seorang dokter.

Gambar 1.14 Stetoskop
akan berguna bagi dokter untuk memeriksa pasien Sumber: Majalah Tempo,
13–19 Juni 2005
E Sumber Daya
Macam-macam Sumber Daya
Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus dapat memanfaatkan
sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Ada beberapa macam sumber daya yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia.
a.
Sumber daya alam
Sumber daya alam adalah segala yang ada di alam yang dapat
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Alam adalah karunia yang
diberikan oleh Tuhan yang akan membawa manfaat besar jika dikelola secara
bijaksana. Namun, jika sumber daya ini dieksploitasi secara tidak bertanggung
jawab, dapat mendatangkan bencana yang besar pula.
Banyak negara yang kecil, tetapi kaya raya karena memiliki
sumber daya alam yang melimpah dan dikelola dengan baik. Misalnya, Brunei
Darussalam memiliki sumber daya alam minyak bumi.

b.

Sumber daya manusia


Manusia selain sebagai konsumen bagi barang dan jasa juga
merupakan sumber daya yang membawa manfaat besar bagi masyarakat apabila
kemampuannya dimanfaatkan secara maksimal sebab manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan diberikan kelebihan berupa kecerdasan dan hati nurani.
Negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang kurang, tetapi
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dapat menjadi negara yang
menguasai perekonomian dunia. Misalnya, Jepang dan Singapura.
Sumber daya manusia yang berkualitas harus memenuhi unsur-unsur
seperti berikut.
1.
Akhlak yang baik
Akhlak yang baik dapat mendasari segala tingkah laku manusia
untuk senantiasa melakukan yang terbaik, jujur, adil, serta berusaha untuk
tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Sehingga keberadaannya akan
selalu berguna dan tidak sia-sia.
2.
Keahlian
Manusia yang memiliki keahlian akan dapat menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan target yang telah ditentukan baik dalam segi waktu
maupun kualitas. Jadi, manusia yang mem-punyai keahlian akan sangat berguna
untuk dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas.
3.
Kekuatan fisik

Gambar 1.15 Petani
merupakan tenaga kerja tidak terlatih, sedangkan penjahit merupakan
tenaga kerja terlatih. Sumber: Harian Umum Kompas, 15 Agustus 2006
c.

Sumber daya modal


Modal adalah segala yang digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Modal dapat meliputi uang, teknologi, peralatan, mesin-mesin, tanah,
informasi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan macam-macam modal
berikut ini.
1.
Modal menurut pemiliknya
a.
Modal perseorangan, artinya modal tersebut dimiliki oleh
perseorangan. Misalnya, gedung dan kendaraan.
b.
Modal masyarakat, artinya modal tersebut dimiliki oleh banyak
orang dan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan.
2.
Modal menurut wujudnya
a.
Konkret, artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat
dilihat. Misalnya, gedung, mesin, dan peralatan.
b.
Abstrak, artinya modal yang tidak terlihat, tetapi kegunaannya
dapat dirasakan. Misalnya, nama baik perusahaan, keahlian karyawan, dan hak
cipta.
3.
Modal menurut bentuknya
a.
Uang, artinya modal berupa dana.
b.
Barang, artinya modal berupa alat yang digunakan dalam proses
produksi. Misalnya, mesin, gedung, dan kendaraan.
4.
Modal menurut sifatnya
a.
Modal tetap, artinya modal yang dapat digunakan lebih dari satu
kali masa produksi. Misalnya, mesin, kendaraan, dan gedung.
b.
Modal lancar, artinya modal yang habis dalam satu kali proses
produksi. Misalnya, bahan baku, kertas, dan bahan bakar mesin.
5.
Modal menurut sumbernya
a.
Modal sendiri, artinya modal yang berasal dari pemilik
perusahaan. Misalnya, saham dan tabungan.
b.
Modal pinjaman, artinya modal pinjaman dari pihak lain.
F. Kelangkaan Sumber Daya (Scarcity)
Sumber
daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sangat terbatas. Kalaupun sumber
daya dapat diperbarui, hal itu memerlukan waktu yang sangat lama sehingga tidak
dapat mengejar kebutuhan manusia yang semakin
bertambah. Sumber daya memiliki sifat-sifat
khusus, yaitu merupakan barang langka (scarce) karena jumlahnya
terbatas, dapat dipakai dalam penggunaan yang berbeda, dan dapat dikombinasikan
dalam berbagai perbandingan untuk menghasilkan barang tertentu.



Gambar 1.16 Sumber
daya alam yang tidak dimanfaatkan secara bijaksana dapat menimbulkan
bencana. Sumber: Harian Umum Kompas, 28 Agustus 2006
Hal
di atas menyebabkan manusia dituntut untuk menggunakan sumber-sumber daya
tersebut secara cermat dan tepat serta harus tunduk kepada Hukum Kelangkaan (The
Law of Scarcity), yang menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan tertentu
orang harus mengorbankan sesuatu yang lebih dahulu.

Gambar 1.17 Barang
tambang yang terus dieksplorasi pada suatu saat akan habis Sumber:
Majalah Tempo, Edisi 13–19 Desember 2004


Sesuai dengan sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia, yaitu
sistem demokrasi ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam pun harus berdasarkan
kepentingan rakyat banyak.
Pemanfaatan sumber daya alam diatur dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999
sebagai berikut.
1.
Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi
dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksessibilitas yang
sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh
daerah melalui keunggulan kompetitif terutama yang berbasis keunggulan sumber
daya alam dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.
2.
Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada
keragaman sumber daya bahan pangan, kelembagaan serta budaya lokal dalam rangka
menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan
pada tingkat harga yang terjangkau, dengan memerhatikan peningkatan pendapatan
petani dan nelayan serta peningkatan produksi yang diatur oleh undang-undang.
3.
Meningkatkan persediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga
listrik yang relatif murah serta ramah lingkungan dan secara berkelanjutan yang
pengelolaannya diatur dengan undang-undang.
4.
Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan
pemanfaatan dan penggunaan tanah secara adil, transparan, dan produktif dengan
menyamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat (wilayah) yang sesuai
dan seimbang.
5.
Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
publik, termasuk transportasi, telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih
guna mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dengan
harga terjangkau, serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil.
6.
Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang
diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan
pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja, dan kebebasan
berserikat.
7.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke
luar negeri dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga
kerja.


Sumber daya yang terbatas menimbulkan paling sedikit tiga masalah
pokok dalam perekonomian yang harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai subjek
ekonomi. Tiga masalah pokok tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Barang dan jasa apa yang akan diproduksi What
Masalah pokok ekonomi yang membutuhkan pemecahan di antaranya
adalah barang apa yang akan diproduksi? Barang primer, sekunder, tertier atau
ketiganya? Mana yang paling dibutuhkan? Berapa banyak dari masing-masing barang
tersebut diproduksi?
Dengan sumber daya yang tersedia produsen harus mampu memutuskan
penggunaan barang tersebut untuk sumber daya. Misalnya terdapat sebidang tanah,
digunakan untuk apa tanah tersebut? Apakah untuk bercocok tanam? Membangun
rumah atau pabrik? Keputusan yang tepat dapat mengatasi beberapa masalah
ekonomi dan menekan sedikit kemungkinan timbulnya masalah baru.
2. Bagaimana cara memproduksi o
Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan
kemampuan mengombinasikan faktor-faktor produksi atau sumber daya alam yang ada
di dalam proses produksi. Dengan keterbatasan sumber daya ekonomi yang tersedia
para produsen harus mampu mengombinasikannya bahkan sampai kepada penentu
pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam proses produksi.
3.
Untuk siapa barang atau jasa dihasilkan for
Whom
Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan
masyarakat yang mana yang menikmati barang dan jasa yang diberikan. Apakah
setiap warga negara mendapat bagian yang sama atau berbeda? Apakah pendapatan
nasional telah diretribusikan secara adil? Apakah proyek tertentu perlu
dilaksanakan agar setiap penduduk dapat mengonsumsinya? Semua pertanyaan
tersebut menyangkut untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Ketiga masalah di atas, yaitu what, how, dan for
whom bersifat fundamental dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya
serta selalu dihadapi oleh setiap negara, baik negara sedang berkembang maupun
negara yang sudah maju. Namun, tidak semua perekonomian dapat memecahkan ketiga
masalah tersebut dengan cara yang sama. Kemungkinan-kemungkinan produksi setiap
negara untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang dihadapai oleh setiap negara
tergantung dari sistem perekonomian yang dianut oleh masing-masing negara. Hal
ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab II termasuk sistem ekonomi apa yang
dianut oleh Indonesia untuk menjawab ketiga masalah pokok ini.
No comments:
Post a Comment