Analisa
Produk Sampingan Dalam Menentukan Tingkat Pendapatan Produk Utama Studi Kasus
Pada Perusahaan Tahu
ABSTRAK
Dalam proses
produksi, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya produksi, seperti biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, FOH dan biaya-biaya pabrikasi lainnya untuk
menghasilkan produk utama. Dimana produk utama tersebut yang menjadi tujuan
utama dari hasil produksi. Tetapi, dalam proses produksi produk utama tersebut
terdapat limbah, sisa atau sampah yang tidak dapat dihindarkan, yang biasa
disebut dengan produk sampingan.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis produk sampingan terhadap harga jual
produk utamanya. Analisis dilakukan untuk mengetahui kalkulasi produk sampingan
yang diproduksi perusahaan, meliputi prinsip-prinsip/metode- metode yang
digunakan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan Tahu YUN–YI mengkalkulasi biaya produk
sampingan dengan menambahkan harga pokok produk utama yang kemudian setelah
produk itu terjual pendapatannya diakui sebagai pendapatan lain-lain. Dalam hal
ini penulis menyarankan bahwa pendapatan dari produk sampingan tersebut dapat
mengurangi harga pokok produk utama sehingga harga jual menjadi lebih murah dan
dapat meningkatkan perolehan laba perusahaan.
PENDAHULUAN
Dengan
semakin berkembangnya suatu perusahaan manufaktur yang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, serta persaingan pasar dalam era globalisasi,
maka kegiatan yang ada dalam perusahaan juga akan semakin beraneka ragam.
Dimana dalam proses produksinya perusahaan mengolah satu atau beberapa macam
bahan baku yang dapat menghasilkan satu jenis produk atau lebih.
Pada umumnya
perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan untuk
mencapainya perusahaan harus mampu menghasilkan barang yang berkualitas, tetapi
dengan biaya yang murah. Oleh karena itu, manajemen harus dapat mengendalikan
biaya tersebut.
Untuk
menghitung dan menentukan harga pokok produksi yang akurat, manajer juga harus
memahami proses pengolahan sumber ekonomi dan pemahaman mengenai proses
pengolahan sumber ekonomi tersebut juga dapat menjadi masukan untuk
menghasilkan informasi harga pokok produksi dari suatu proses pengolahan
produk, dimana dengan mengetahui harga pokok produksi yang akurat, manajer
dapat menetapkan harga jual suatu produk dan laba yang diinginkan serta dapat
mengevaluasi kinerja.
Penentuan
harga jual produk pada setiap perusahaan merupakan salah satu kebijakan yang
penting dalam perusahaan karena dengan penetapan harga jual yang benar akan dapat
mempengaruhi volume penjualan dan laba yang didapat perusahaan. Dalam penentuan
harga jual harus mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai dan faktor-faktor
yang sulit diramalkan yang mempengaruhi pembentukan harga jual dan jasa.
Faktor-faktor tersebut antara lain permintaan konsumen atas suatu produk dan
jasa, selera konsumen, jumlah pesaing yang ada di pasaran dan harga jual yang
ditentukan oleh pesaing. Karena harga jual itu juga yang akan menentukan biaya
produksi.
Proses
produksi suatu perusahaan terkadang akan menghasilkan lebih dari satu jenis
produk. Beberapa jenis produk tersebut adalah produk bersama yang merupakan
produk-produk utama perusahaan serta produk sampingan yang timbul sebagai
akibat dari proses produksi produk utama. Oleh karena itu dalam proses produksi
produk bersama tersebut akan diperlukan biaya bersama yang harus dialokasikan
ke masing- masing produk agar nantinya dapat diketahui biaya produksi dan nilai
persediaan masing- masing. Selain itu juga perlu untuk melakukan penilaian dan
pencatatan terhadap produk sampingan yang dihasilkan. Terdapat beberapa metode
penilaian dan pencatatan produk sampingan adalah metode pengakuan pendapatan
kotor, metode pengakuan pendapatan bersih, metode biaya pengganti, metode nilai
pasar.
Dalam proses
produksi, perusahaan mengeluarkan biaya produksi seperti bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan biaya-biaya pabrikasi lainnya untuk
menghasilkan produk utama (main product),
SETIAWAN DAN
HASTONI, Analisa Produk Sampingan dalam Menentukan Tingkat Pendapatan
dimana
produk utama merupakan tujuan utama dari hasil produksi, tetapi dalam proses
produksi tersebut tidak dapat terhindarkan bahwa ada sisa, limbah atau sampah
dari produk utama yang digunakan, yang biasanya disebut produk sampingan (by
product).
Dalam hal
ini, meskipun suatu produk sampingan tunggal hanya mempunyai nilai jual yang
relatif kecil atau memberikan kontribusi yang kecil ke pendapatan, total produk
sampingan perusahaan mungkin akan memberikan kontribusi yang besar. Oleh karena
itu, manajemen secara konstan perlu mengusahakan perkembangan yang dapat
mengubah nilai produk sampingan menjadi produk yang menguntungkan.
Penting
tidaknya atau besar tidaknya produk sampingan tersebut tidak dapat terhindarkan
dari proses produksi dan produk sampingan juga merupakan suatu faktor yang
dapat mempengaruhi penjualan atau pendapatan, total biaya produksi, dan harga
pokok penjualan dan juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
laba juga.
Dalam proses
produksi perusahaan mengeluarkan biaya produksi seperti bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan biaya-biaya pabrikasi lainnya untuk
menghasilkan produk utama (main product), dimana produk utama merupakan tujuan
utama dari hasil produksi, tetapi dalam proses produksi tersebut tidak dapat
dihindarkan bahwa adanya sisa, limbah atau sampah dari bahan baku yang
digunakan yang biasanya disebut produk sampingan (by product).
Biaya
produksi merupakan biaya gabungan, biaya yang timbul karena pemrosesan atau
pabrikasi beberapa jenis barang secara bersama-sama. Jika beberapa jenis produk
gabungan atau produk sampingan yang berbeda dihasilkan dari faktor biaya yang
sama, maka akan timbul biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik
pemisahan (split off point), dimana setelah titik pemisahan dari proses yang
sama akan muncul produk-produk yang dapat dibedakan satu sama lain.
Produk
sampingan sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : produk sampingan yang
memerlukan pengolahan lebih lanjut setelah dipisah dari produk utama dan produk
sampingan tanpa pengolahan lebih lanjut setelah dipisah dari produk utama.
Dalam hal
ini, meskipun suatu produk sampingan tunggal hanya mempunyai nilai jual yang
relatif kecil atau memberikan kontribusi yang kecil ke pendapatan, total produk
sampingan perusahaan mungkin akan memberikan kontribusi yang besar, oleh karena
itu manajemen secara konstan perlu mengusahakan perkembangan yang dapat
mengubah
nilai produk sampingan menjadi produk yang menguntungkan.
Penting
tidaknya atau besar tidaknya produk sampingan tersebut tidak dapat terhindarkan
dari proses produksi dan produk sampingan juga merupakan suatu faktor yang
dapat mempengaruhi penjualan atau pendapatan, total biaya produksi dan harga
pokok penjualan.
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian
yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan teori dan pemecahan
masalah melalui penyelidikan yang sistematis. Dengan demikian, sebagai tahap
awal untuk melaksanakan penelitian ini diperlukan desain penelitian yang
mencakup :
1.Tujuan
Studi
Tujuan dari
studi ini adalah tujuan deskriptif dengan jenis pendekatan kasus. Seperti telah
banyak diketahui bahwa studi deskriptif merupakan penelitian fenomena yang
menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati sehingga
dapat membantu penulis dalam menjelaskan karakteristik tertentu serta
menawarkan ide masalah untuk pengerjaan atau penelitian.
2.Tipe
Penyelidikan
Tipe
penyelidikan yang digunakan dalam penelitian adalah tipe Causal Relationship,
yaitu tipe penyidikan terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya fakta
atau
peristiwa
antara dua variable atau lebih. Operasional variabel sebagai pengukuran bagi
setiap
variabel-variabel yang akan dioperasionalkan ke dalam indikator dan pengukuran
Dalam
penelitian ini penulis mencoba menggunakan data-data yang sudah terkumpul
dengan tehnik analisa deskriptif yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang
diperoleh berdasarkan pada data angka atau numerik, kemudian diolah hingga
sedemikian rupa sehingga menjadi suatu data yang dapat digunakan untuk
penelitian penulis dan yang diambil data sekunder, berupa data-data mengenai
perhitungan harga pokok produksi.
HASIL DAN PENELITIAN
A.Pengaruh
Harga Pokok Produk Sampingan dalam Kaitannya dengan Perhitungan Laba Pada
Perusahaan Tahu YUN -YI
1.Penjualan
Bersih Produk Sampingan
Penjualan
bersih produk sampingan merupakan hasil penjualan produk sampingan yang
dikurangi dengan biaya produksi produk
SETIAWAN DAN
HASTONI, Analisa Produk Sampingan dalam Menentukan Tingkat Pendapatan
sampingan
setelah dipisah dengan biaya pemasaran dan biaya administrasi atas produk
sampingan tersebut. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
PBs = Ps –
(BPs + BPms + Bas)
PBs
|
: Penjualan Bersih Produk Sampingan
|
Ps
|
: Penjualan Produk Sampingan
|
BPs
|
: Biaya Produksi Produk Sampingan
|
Setelah
Dipisah
BPms : Biaya
Pemasaran Produk Sampingan BAs : Biaya Administrasi Produk Sampingan
Dalam
penjualan produk oncom, pengolah oncom telah menjual sebanyak 750 anca produk
oncom dengan harga per anca adalah sebesar Rp 2.500,- sehingga penjualan produk
sampingan adalah sebesar Rp 1.875.000,- . Pembeli oncom ini berasal dari segala
penjuru kota karena setiap orang pasti menyukai oncom. Biaya produksi setelah
dipisah adalah sebesar Rp 577.750,-, serta biaya pemasaran sebesar Rp 0,-
selama penjualan produk oncom tersebut perusahaan Tahu YUN-YI tidak memerlukan
biaya karena sistem pemasaran produk tersebut hanya memerlukan pemasaran dengan
cara dari mulut ke mulut. Hal tersebut berpengaruh dari sudah terkenalnya nama
perusahaan Tahu YUN- YI dan pada dasarnya produk oncom juga sudah diketahui
semua orang sehingga tidak diperlukan lagi adanya biaya pemasaran dan biaya
administrasi sebesar Rp 500.000,- selama penjualan produk oncom.
Perhitungan : Ps
|
= Rp 1.875.000,-
|
BPs
|
= Rp 577.750,-
|
BPms
|
= Rp 0,-
|
BAs
|
= Rp 500.000,-
|
PBs =
1.875.000 – (577.750 + 0 + 500.000)
=1.875.000 –
1.077.750
=Rp
797.250,-
Jadi,
penjualan bersih dari produk oncom pada pengolah oncom adalah sebesar Rp
797.250,-. Hasil penjualan produk sampingan setelah dikurangi biaya untuk
memasarkan produk sampingan dan juga dikurangi dengan biaya pemrosesan lanjutan
pada produk tersebut. Dalam menghitung laba dapat dengan cara-cara sebagai
berikut :
a.Hasil
Penjualan sebagi pendapatan lain – lain (diluar usaha)
b.Hasil
Penjualan sebagai penambah penghasilan penjualan dari produk utama
c.Hasil
Penjualan sebagai pengurangan dari harga pokok produk utama
d.Hasil
Penjualan sebagai pengurangan dari total biaya produksi produk utama.
Dalam
melakukan perhitungan labanya, pengolah oncom memperlakukan penjualan produk
oncom sebagai penghasilan utama, tetapi jika dapat di produksi sendiri dapat
menjadi penambah penghasilan penjualan produk utama pada perusahaan Tahu
YUN-YI.
Jurnal
Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 10, April 2008
Karena
pengolah produk oncom tidak melakukan pembukuan pada pengolahan oncomnya, maka
penulis mencoba untuk menjurnal yang terjadi dalam pengolahan oncom tersebut
sebagai berikut:
Biaya
produksi pada produk sampingan
Barang dalam proses produk
|
577.750
|
Bahan baku
|
64.000
|
Upah langsung
|
450.000
|
Overhead pabrik
|
63.750
|
Harga Pokok Produk Sampingan
|
|
Persediaan produk oncom
|
577.750
|
Barang dalam proses produk
|
577.750
|
Penghasilan
bersih dari produk sampingan
Kas
|
1.875.000
|
Persediaan produk oncom
|
577.750
|
Biaya pemasaran
|
0
|
Biaya administrasi
|
500.000
|
Penghasilan
|
797.250
|
2.Perhitungan Rugi Laba Dengan Adanya Produk Sampingan
Titik berat pembahasan pada produk sampingan adalah bagaimana
memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan tersebut. Perhitungan pada
produk sampingan memerlukan pengetahuan yang mendasar dalam proses produksi
atau operasionalnya. Oleh karena itu, penerapan kalkulasi biaya produk
sampingan akan berguna bagi manajemen dalam merencanakan laba yang maksimum
dari perusahaan.
Pada perusahaan Tahu YUN-YI, selisih efek laba dari penjualan produk
sampingan tanpa proses lanjutan dan produk sampingan melalui proses lanjutan
dapat ditunjukkan sebagai berikut
Keterangan
|
Dijual Sebelum
|
Dijual Setelah
|
|
Titik Pisah
|
Titik Pisah
|
|
Tanpa Proses
|
Dengan Proses
|
Pendapatan
|
Rp 900.000.-
|
Rp 1.875.000.-
|
Biaya-biaya
|
Rp 0,-
|
(Rp 1.077.750,-)
|
Efek Laba
|
Rp 900.000.-
|
Rp 797.250.-
|
Setelah
dihitung antara selisih laba pada produk oncom, tambahan laba dari produk oncom
tanpa proses lanjutan sebesar Rp 900.000,- karena oncom yang langsung di
konsumsi oleh ternak sudah tidak ada harganya lagi. Sedangkan, tambahan laba
dari produk oncom melalui proses lanjutan sebesar Rp 797.250,- dan dapat terus
bertambah jika pesanan semakin banyak.
a.Pendapatan
1.Tanpa Proses
Lanjutan
Pendapatan
yang diperoleh oleh perusahaan tanpa proses lanjutan berasal dari penjualan
ampas tahu
SETIAWAN DAN
HASTONI, Analisa Produk Sampingan dalam Menentukan Tingkat Pendapatan
kepada peternak, yaitu sebesar
|
Rp
|
900.000,-.
|
|
2.Dengan
Proses Lanjutan
Pendapatan
Rp 1.875.000,- ini merupakan berasal penjualan sebanyak 750 buah produk oncom
dengan harga jual sebesar Rp 2.500,- /anca.
Perhitungan
: kuantitas x harga 750 bh x Rp 2.500,- Rp 1.875.000,-
Perusahaan
Tahu YUN-YI mengkalkulasi biaya-biaya, seperti biaya produksi,
biaya
pemasaran dan biaya administrasi
dengan total biaya sebesar
|
Rp
|
1.077.750,-.
|
|
Perhitungan : Pendapatan – Biaya
|
|
Rp 1.875.000 - Rp 1.077.750,-
|
|
Rp 797.250,-
|
|
Total biaya
adalah sebagai pengurang dari pendapatan sehingga diperoleh laba
dari
|
penjualan produk
|
sampingan
|
sejumlah Rp 797.250,-.
|
|
|
b. Persentase Pendapatan Laba
|
|
|
Pendapatan Produk Utama, yaitu tahu putih
|
||
dan tahu
|
kuning sebesar
|
Rp
|
386.521.000,-. Perhitungan ini
|
diperoleh
|
dari
penjualan sebanyak 276.080 buah yang kemudian dibungkus dengan isi per
bungkusnya 10 buah. Harga jual per bungkus adalah Rp 14.000,-.
Perhitungan
: Kuantitas x Harga 27.060 x Rp 14.000,- Rp 378.840.000,-
1.Tanpa
Proses Lanjutan
-Pendapatan
yang berasal dari penjualan produk sampingan tanpa proses lanjutan adalah
sebesar Rp 900.000,-. Sedangkan, pendapatan dari penjualan produk utama adalah
sejumlah Rp 386.521.000.-.
Perhitungan
:
Rp 900.000,-
x 100%
Rp
386.521.000.- = 0,2%
Jadi,
persentase pendapatan dari produk sampingan tanpa proses lanjutan terhadap
perusahaan adalah sebesar 0,2%.
-Laba yang
berasal dari penjualan produk sampingan tanpa proses lanjutan adalah sebesar Rp
900.000,- karena tidak ada biaya yang dikalkulasikan pada perusahaan, sedangkan
laba dari
kegiatan
operasional perusahaan adalah sejumlah Rp 370.576.698,- Perhitungan :
Rp 900.000,-
x 100%
Rp
370.576.698,- = 0,24%
Jadi,
persentase laba dari produk sampingan tanpa proses lanjutan terhadap perusahaan
adalah sebesar 0,24%
2.Dengan
Proses Lanjutan
ØDengan
Proses Lanjutan
Pendapatan
yang berasal dari penjualan produk sampingan dengan proses lanjutan adalah
sebesar Rp 1.875.000,-. Sedangkan, pendapatan dari penjualan produk utama
adalah Rp 386.521.000.-
Perhitungan
:
Rp
1.875.000,- x 100%
Rp 386.521.000,-
= 0,04%
Jadi,
persentase pendapatan dari produk sampingan dengan proses lanjutan terhadap
perusahaan adalah sebesar 0,04%.
ØLaba yang
berasal dari penjualan produk sampingan dengan proses lanjutan adalah sebesar
Rp 797.250,-. Laba ini merupakan hasil dari pendapatan produk sampingan
dikurangi
dengan biaya-biaya produk sampingan. Sedangkan, laba operasional perusahaan
ialah Rp 382.484.698.-.
Perhitungan
:
Rp 797.250,-
x 100% Rp 382.484.698.-
= 0,02%
Jadi,
persentase laba dari produk sampingan dengan proses lanjutan adalah sebesar
0,02%.
Perhitungan
Rugi Laba Dengan Adanya Produk Sampingan Tanpa Proses Lanjutan
Pada
perusahaan Tahu YUN-YI, produk sampingan tanpa proses lanjutan menjadikan nilai
jual produk sampingan relatif kecil. Maka, hasil penjualan bersih produk
sampingan diperlakukan sebagai penambah penjualan produk utama karena sisa
hasil pengolahan tersebut dihasilkan dari operasi perusahaan. Tambahan laba
dari produk sampingan tanpa proses lanjutan adalah sebesar Rp 900.000,- dapat
digambarkan sebagai berikut :
Laporan Rugi
Laba
Penjualan
|
|
|
|
Produk Utama - Produk Tahu
|
Rp 386.521.000.-
|
||
Produk Sampingan - Sisa pengolahan
|
Rp 900.000,-
|
||
Jumlah penjualan
|
|
|
Rp 387.421.000,-
|
Harga pokok penjualan
|
|
|
(Rp 16.344.302,-)
|
Laba kotor atas penjualan
|
|
|
Rp 371.076.698,-
|
Biaya komersial
|
|
|
|
Biaya pemasaran
|
Rp 0,-
|
||
Biaya administrasi
|
Rp 0,-
|
||
Jumlah biaya komersial
|
|
|
(Rp 0,-)
|
Laba bersih
|
|
|
Rp 371.076.698,-
|
Perhitungan Rugi Laba Dengan Adanya Produk
Sampingan Melalui Proses Lanjutan
Pada perusahaan Tahu YUN – YI, produk sampingan memerlukan proses lebih
lanjut, maka penjualan bersih dapat diperlakukan sebagai penambah penghasilan
penjualan
produk utama. Ini dikarenakan bahan baku produk oncom, yaitu sisa dari
pengolahan yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Tambahan laba dari produk
sampingan melalui proses lanjutan adalah sebesar Rp 797.250,- dapat digambarkan
sebagai berikut
Perusahaan Tahu YUN - YI
Laporan Rugi
- laba
Penjualan
|
|
|
|
Produk Utama - Produk Tahu
|
Rp 386.521.000.-
|
||
Produk Sampingan - Sisa pengolahan
|
Rp 1.875.000.-
|
||
Jumlah penjualan
|
|
|
Rp 424.021.000,-
|
Harga pokok penjualan
|
|
|
|
Produk Utama - Produk Tahu
|
Rp 16.344.302,-
|
||
Produk Sampingan - Sisa pengolahan
|
Rp 1.077.750,-
|
||
Jumlah harga pokok penjualan
|
|
|
(Rp 17.422.052,-)
|
Laba kotor atas penjualan
|
|
|
Rp 406.598.948,-
|
biaya komersial
|
|
|
|
Biaya pemasaran
|
Rp 0.-
|
||
Biaya administrasi
|
Rp 500.000.-
|
||
Jumlah biaya komersial
|
|
|
(Rp 500.000.-)
|
Laba bersih
|
|
|
Rp 406.098.948,-
|
Dari antara
kedua perhitungan rugi-laba tersebut dapat terlihat laba bersih yang
dihasilkan. Pada perhitungan rugi-laba dengan adanya produk sampingan tanpa
proses lanjutan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 371.076.698,-. Sedangkan,
pada perhitungan rugi-aba dengan adanya produk sampingan melalui proses
lanjutan menghasilkan laba bersih sebanyak Rp 406.098.948,-. Maka, akan lebih
menguntungkan bila produk sampingan
diolah lagi
melalui proses lanjutan karena laba yang dihasilkan lebih maksimum atau sebesar
Rp 35.022.250,-. Perusahaan Tahu YUN-YI akan mendapat untung lebih banyak
apabila manajemen pada perusahaan Tahu YUN-YI mengambil keputusan yang tepat
dengan mengolah lebih lanjut ampas tahu menjadi oncom dan di jadikan sebagai
produk sampingan pada perusahaan Tahu YUN - YI karena laba yang dinikmati
perusahaan akan lebih maksimum.
KESIMPULAN
1.Produk
sampingan oncom setelah diproses lebih lanjut menghasilkan laba lebih kecil
dibandingkan dengan tanpa proses lebih
lanjut, yaitu sebesar
|
Rp 797.250.-,
|
sedangkan
tanpa proses lebih lanjut sebesar Rp 900.000.-.
2.Produk
sampingan pada perusahaan Tahu YUN-YI merupakan bagian dari proses produksi
produk utama dan mempunyai nilai jual yang tinggi dibanding dengan produk
utamanya.
3.Tidak
adanya produk gagal dan produk sisa dalam perusahaan Tahu YUN-YI karena dibuat
sesuai dengan banyaknya pesanan dan tanpa bahan pengawet (langsung dikonsumsi).
No comments:
Post a Comment