Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi
A. Manusia sebagai Makhluk Sosial dan
Ekonomi yang Bermoral
Manusia
merupakan makhluk yang memiliki peran dalam kehidupan sebagai makhluk sosial
maupun makhluk ekonomi. Keinginan manusia sangatlah banyak, oleh sebab itu
bagaimana caranya manusia dapat memenuhi keinginannya tersebut. Dalam memenuhi
keinginannya, manusia berhubungan dengan orang lain dan memerhatikan keterbatasan sumber daya.
Artinya, manusia
bertindak sebagai makhluk sosial dan juga makhluk ekonomi.
1. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia
dalam menghadapi kehidupannya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
sendirian karena setiap manusia akan bergantung kepada manusia yang lain. Hal
ini yang menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk sosial (homo socialis). Sebagai makhluk
sosial manusia melakukan berbagai kegiatan, berinteraksi dengan sesama manusia
dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan hidupnya dan
berkembang. Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon yang berarti
manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat. Faktor yang mendorong manusia
untuk hidup bermasyarakat yaitu:
a. Faktor sosial, yaitu manusia mempunyai
keinginan untuk bergabung dengan individu atau kelompok lain.
b. Faktor perkawinan, yaitu manusia mempunyai keinginan
mengembangkan keturunannya yang dapat diharapkan dengan baik.
c. Faktor senasib, yaitu adanya perasaan senasib
seperjuangan sehingga memiliki solidaritas yang tinggi dengan sesamanya.
d. Faktor untuk bersatu, yaitu adanya kelemahan
pada diri manusia, sehingga memungkinkan untuk bersatu supaya kuat.
Sebagai
makhluk sosial, manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan sosialnya. Kehidupan
sosial manusia, misalnya kebutuhan untuk berinteraksi, kebutuhan keamanan,
kebutuhan pendidikan, kebutuhan
kesehatan dan
sebagainya.
Untuk
melaksanakan berbagai kebutuhannya tersebut dapat dilakukan dengan sosialisasi
dan inkulturasi. Sosialisasi adalah proses integrasi individu dengan masyarakat
terutama penyesuaian sikap dan kebiasaan sehingga dapat menjadi bagian dari
masyarakat. Sedang inkulturasi adalah proses penyesuaian nilai, norma dan
budaya seseorang dengan masyarakat lainnya.
Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berusaha melaksanakan pengendalian diri
Dalam
melakukan sosialisasi di dalam masyarakat, terdapat pengawasan sosial agar
tidak terjadi pelanggaran nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Dengan
adanya pengawasan sosial ini, manusia akan mengendalikan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Memerlukan kerjasama dan saling menolong
dengan sesama anggota masyarakat
Pada
dasarnya, manusia membutuhkan pertolongan sehingga sering disebut dengan
istilah homo homini socius, artinya sebagai kawan atau teman bagi manusia lainnya.
2. Manusia sebagai makhluk ekonomi
Dalam
hidupnya, manusia selalu menginginkan kebutuhannya terpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhannya, manusia dalam hidupnya menggunakan prinsip-prinsip ekonomi agar
kebutuhannya terwujud. Dengan prinsip-prinsip ekonomi akan tercapai kemakmuran
yang dicita-citakan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai homo
economicus artinya hidup menurut kepentingan diri sendiri. Manusia sebagai homo
economicus mempunyai arti bahwa manusia dalam usahanya mencapai kemakmurannya
selalu ingin melepaskan diri dari moral dan bertindak sebagai makhluk ekonomi
saja.
Menurut Adam
Smith, manusia perlu diberi kebebasan untuk berusaha secara individu guna
memenuhi kehidupannya sampai mencapai kemakmuran. Jika setiap orang memperoleh
kemakmuran, maka negara juga akan mencapai kemakmuran. Hal inilah yang
menjelaskan bahwa manusia adalah homo economicus.
Sebagai homo
economicus, manusia dihadapkan pada persoalan ekonomi. Dan permasalahan ekonomi
itu sendiri muncul karena jumlah alat pemuas kebutuhan yang terbatas dibanding
dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah, selain itu adanya pemenuhan
kebutuhan yang tidak tepat.
Kebutuhan
manusia dipengaruhi oleh kemampuan, usaha masing-masing dan faktor-faktor lain
yang memengaruhi keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Faktor-faktor
lain yang dimaksud yaitu:
a. Umur dan jenis kelamin; Perbedaan jenis kelamin dan umur
dapat memengaruhi perbedaan jenis dan jumlah kebutuhan setiap individu.
b. Pendidikan; Bagi individu yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi maka kebutuhannya juga semakin banyak dan beragam.
c. Lingkungan tempat tinggal; Seseorang yang bertempat
tinggal di kota dan di desa sangat berbeda kebutuhannya. Karena pola hidup
seseorang dipengaruhi oleh alam di mana mereka tinggal.
d. Sumber daya alam (SDA); Seseorang yang hidup
di tempat yang memiliki SDA yang melimpah dapat memenuhi kebutuhan dengan baik,
sehingga kebutuhan untuk pemenuhan hidupnya tinggi.
e. Sumber daya manusia (SDM); Bila SDM suatu
negara tinggi, maka ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut juga tinggi,
sehingga menyebabkan adanya penemuan-penemuan baru dan produk-produk baru.
Adanya produk baru ini akan memengaruhi orang untuk memiliki sehingga muncul
kebutuhan akan produk baru itu.
Akan tetapi
setiap kebutuhan manusia harus dipenuhi dengan baik, kita harus memperhatikan
segala hal yang dapat terjadi bila tidak hati-hati. Untuk itu,
di dalam memenuhi kebutuhannya manusia harus menggunakan pertimbangan dari segi
moral, yaitu memerhatikan aturan, norma, hukum, agama, maupun adat istiadat.
Manusia sebagai makhluk ekonomi dalam melakukan tindakan ekonomi harus memiliki aspek
yaitu:
a. Rasionalitas (akal sehat); Adalah kemampuan untuk
berpikir dengan baik dan mampu mengambil keputusan secara tepat. Manusia memiliki beberapa
kendala, tetapi dengan akal sehat
yang dijalankan, akan dapat mengatasi kendala tersebut. Pemenuhan kebutuhan dengan menggunakan akal sehat dapat membandingkan
jumlah biaya yang akan
dikeluarkan dengan jumlah barang dan jasa yang akan diperoleh. Selain itu, dengan akal sehat
dapat membedakan
kebutuhan apa yang harus didahulukan dan apa yang dapat ditunda.
b. Kepentingan pribadi; Manusia sebagai makhluk homo
economicus memiliki kepentingan pribadi dan kepentingan sosial. Jika sumber
daya ekonomi yang ada dapat mencukupi, maka tidak akan terjadi persaingan dan
sikap mendahulukan kepentingan pribadi.
c. Informasi; Guna menunjang kegiatan
ekonomi, diperlukan informasi yang benar dan lengkap agar pilihan yang
ditetapkan mempunyai nilai kegunaan yang besar dan bermanfaat.
d. Moral; Penggunaan moral dan akhlak akan dapat
menghindarkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan menghalalkan segala cara,
merugikan orang lain atau dengan jalan yang tidak baik.
3. Peran manusia sebagai makhluk sosial dan
ekonomi yang bermoral
Dalam
kaitannya dengan kegiatan ekonomi, manusia memiliki tiga peran, yaitu sebagai
produsen, konsumen, dan distributor. Sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang
bermoral, maka dalam melakukan kegiatan ekonomi hendaknya memerhatikan norma,
tradisi dan agama yang ada.
a. Sikap manusia sebagai produsen yang bermoral
1. Memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat.
2. Memproduksi barang dan jasa yang berkualitas
baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Kegiatan produksinya memerhatikan kelestarian
lingkungan (tidak merusak lingkungan sekitar).
4. Memberikan upah atau gaji yang layak serta
menjamin kesejahteraan bagi para karyawannya.
5. Memberikan perlindungan bagi para karyawan dan
keluarganya.
6. Tidak melakukan pemborosan terhadap sumber
daya modal dan sumber daya alam yang ada.
7. Mengambil keuntungan yang wajar dan tidak
menaikkan harga barang pada saat barang tersebut sulit didapat.
8. Tidak memproduksi barang yang dilarang
pemerintah.
9. Menggunakan teknologi dan sumber daya yang
tepat guna.
b. Sikap manusia sebagai konsumen yang bermoral
1. Tidak mengonsumsi barang/jasa yang dilarang
agama dan pemerintah.
2. Mengonsumsi barang-barang yang benar-benar
dibutuhkan.
3. Tidak bersifat konsumtif dalam melakukan
konsumsi.
4. Tidak mudah tertarik oleh bujukan iklan atau
promosi barang.
5. Melakukan penawaran barang yang sesuai dengan
kualitas barang.
6. Tidak merasa iri atau tergoda untuk memiliki
barang yang dimiliki orang lain.
7. Berusaha mendapatkan barang dengan harga yang
paling murah.
c. Sikap manusia sebagai distributor yang
bermoral
1. Tidak memperdaya konsumen melalui iklan yang
menyesatkan.
2. Mempromosikan barang/jasa dengan kewajaran.
3. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi para
konsumen.
4. Tidak mempermainkan harga untuk kepentingan
pribadi.
5. Berusaha memberikan kepuasan yang maksimal
kepada konsumen.
B. Perilaku manusia sebagai makhluk sosial dan
ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan
Manusia
tidak akan puas dengan apa yang telah dicapainya, karena kebutuhannya akan
terus bertambah. Akan tetapi alat untuk memuaskan kebutuhan tersebut sangat
terbatas jumlahnya, sehingga kita harus bijaksana dan arif dalam menggunakan
alat pemuas kebutuhan yang ada.
Kelangkaan
atau keterbatasan alat pemuas kebutuhan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
antara kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan. Ketidakseimbangan inilah yang
disebut kelangkaan.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya diantaranya:
1. Sifat
alami manusia; Artinya adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
semakin bertambah setiap harinya.
2. Perubahan
taraf hidup; Pendapatan suatu masyarakat bertambah akan membawa perubahan
tingkat hidup dari masyarakat tersebut, sehingga pemenuhan kebutuhan dapat
dicapai. Hal ini dapat menumbuhkan kebutuhan hidup yang semakin banyak dan
beragam.
3. Lingkungan
masyarakat; Situasi dan kondisi dari tempat tinggal akan membawa pengaruh dalam
pemenuhan kebutuhan, karena disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
4. Pertambahan
penduduk; Penduduk yang semakin padat maka membutuhkan alat pemuas kebutuhan
yang semakin besar. Apabila pertambahan penduduk tidak terkendali akan
memengaruhi jumlah dari alat pemuas kebutuhan.
5. Kemajuan
iptek; Dengan adanya perkembangan iptek maka menyebabkan kebutuhan untuk
menerapkan iptek tersebut juga meningkat. Sehingga menyebabkan alat pemuas
kebutuhan yang tersedia menjadi terbatas.
6. Demonstrations
effect; Adalah timbulnya kebutuhan seseorang yang dipengaruhi banyaknya orang
yang menggunakan, dan kebutuhan tersebut disebabkan adanya tren yang sedang
berkembang di masyarakat.
C. Usaha Pemenuhan Kebutuhan Oleh Manusia
Kebutuhan
adalah keinginan manusia baik yang berupa barang atau jasa yang dapat
memberikan kepuasan bagi jasmani atau rohani untuk kelangsungan hidup manusia. Jenis-jenis
kebutuhan
1. Kebutuhan menurut intensitasnya, dibedakan menjadi:
a. Kebutuhan primer, adalah kebutuhan manusia yang mutlak harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup dari manusia itu sendiri. Contohnya:
kebutuhan pangan, sandang dan papan.
b. Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan manusia yang melengkapi
kebutuhan primer dan tidak harus dipenuhi. Contohnya: peralatan elektronik,
meja kursi dan lain-lain.
c. Kebutuhan tersier, adalah kebutuhan yang bersifat mewah atau
kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder. Contohnya: mobil
mewah, rumah mewah dan lain-lain.
2. Kebutuhan menurut bentuknya, dibedakan menjadi:
a. Kebutuhan jasmani (lahiriah), adalah kebutuhan yang pemenuhannya
untuk memenuhi kepentingan jasmani. Contohnya: makanan, pakaian, peralatan
olahraga dan lain-lain.
b. Kebutuhan rohani (batiniah), adalah kebutuhan yang pemenuhannya
untuk memenuhi kebutuhan jiwa/rohani. Contohnya: rekreasi, kesenian, agama,
pendidikan dan lain-lain.
3. Kebutuhan menurut subjeknya, dibedakan menjadi:
a. Kebutuhan pribadi, adalah kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi. Contohnya: peralatan sekolah, perlengkapan mandi dan
lain-lain.
b. Kebutuhan kolektif, adalah kebutuhan yang pemenuhannya untuk
memenuhi kebutuhan orang banyak. Contohnya: kebutuhan akan rumah sakit,
kebutuhan akan gedung sekolah, dan lain-lain.
4. Kebutuhan menurut jenisnya, dibedakan menjadi:
a. Kebutuhan ekonomi, adalah kebutuhan yang pemenuhannya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya: kebutuhan makan, kebutuhan tempat
tinggal dan lain-lain.
b. Kebutuhan non-ekonomi, adalah kebutuhan untuk mendapatkan status
sosial atau penghargaan. Contohnya: kebutuhan barang mewah, kebutuhan mobil,
dan lain-lain.
5. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya, dibedakan menjadi:
a. Kebutuhan sekarang, adalah kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini dan
sifatnya tidak dapat ditunda-tunda dalam pemenuhannya karena dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup. Contohnya: obat-obatan bagi orang sakit, makanan bagi orang
yang kelaparan, dan lain-lain.
b. Kebutuhan akan datang, adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat
ditunda guna memenuhi kebutuhan yang akan datang/masa depan. Contohnya:
menabung, ikut program asuransi dan lain-lain.
D. Pemanfaatan Sumber Daya Untuk Memenuhi
Kebutuhan Hidup
Karena
kebutuhan manusia semakin banyak dan beraneka ragam, maka diperlukan alat
pemuas kebutuhan yang berupa barang dan jasa. Untuk menghasilkan barang dan
jasa, manusia harus memanfaatkan dan mengolah sumber daya yang ada dengan baik
dan benar.
1. Macam-macam
barang
a. Barang
menurut proses pembuatannya, dibedakan menjadi:
1) Barang
mentah, yaitu bahan baku atau bahan dasar yang diproses menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Misalnya: kapas, kedelai, getah karet.
2) Barang
setengah jadi, yaitu barang yang diproses lebih lanjut untuk dijadikan barang
jadi atau siap pakai, misalnya benang.
3) Barang jadi, yaitu barang yang sudah siap
untuk digunakan atau dikonsumsi. Misalnya: sepatu, mobil, televisi/tape.
b. Barang
menurut tujuan penggunaannya, dibedakan menjadi:
1) Barang
konsumen, yaitu barang yang dihasilkan untuk langsung dikonsumsi manusia.
Misalnya: perabot rumah tangga, makanan atau minuman, kendaraan.
2) Barang produksi, yaitu barang yang digunakan
untuk proses produksi guna menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Misalnya: mesin pembuat mie, mesin percetakan.
c. Barang
menurut kelangkaannya, dibedakan menjadi:
1) Barang
ekonomi, yaitu barang yang terbatas jumlahnya dan untuk mendapatkannya
diperlukan pengorbanan. Misalnya: makanan atau minuman, buku pelajaran, sepatu
dan tas.
2) Barang bebas,
yaitu barang yang banyak jumlahnya dan sudah tersedia di alam, cara
mendapatkannya tidak memakai pengorbanan. Misalnya: air laut, sinar matahari,
udara.
3) Barang illith, yaitu barang yang bermanfaat,
tetapi bila berlebihan dapat membahayakan atau mendatangkan bencana. Misalnya:
api waktu kebakaran, air waktu terjadi banjir.
d. Barang
menurut hubungannya dengan barang lain, dibedakan menjadi:
1) Barang
komplementer, yaitu barang yang digunakan untuk melengkapi barang lain.
Misalnya: kaos kaki dengan sepatu, pasta gigi dengan sikat gigi.
2) Barang subtitusi, yaitu barang yang digunakan
untuk mengganti barang lain dan memiliki tingkat kepuasan yang sama. Misalnya:
kereta api sebagai pengganti bis, ketela sebagai pengganti jagung.
e. Barang menurut
segi jaminannya, dibedakan menjadi:
1) Barang tidak
bergerak, yaitu barang yang kedudukannya tetap atau tidak dapat berpindah dan
dapat dijadikan sebagai jaminan jangka panjang. Misalnya: tanah, gedung.
2) Barang bergerak, yaitu barang kedudukannya dapat
berpindah tempat dan dapat dijadikan sebagai jaminan jangka pendek. Misalnya:
perhiasan, mobil, barang elektronik.
2. Kegunaan
barang
a. Form utility
(kegunaan bentuk); Dalam hal ini barang sebagai pemuas kebutuhan ditingkatkan
kegunaannya dengan cara merubahnya. Misalnya: karet yang diolah lagi menjadi
ban, minyak bumi yang diolah untuk dibuat karpet.
b. Place utility
(kegunaan tempat); Barang akan lebih berguna setelah dipindahkan tempatnya dari
semula. Misalnya: batu dan pasir lebih berguna setelah dibawa
ke tempat pembangunan.
c. Ownership
utility (kegunaan milik); Barang lebih berguna kegunaannya setelah berpindah
kepemilikannya. Misalnya: kendaraan di dealer lebih berguna setelah dibeli dan
digunakan seseorang.
d. Time utility
(kegunaan waktu); Barang lebih berharga kegunaannya pada saat tertentu.
Misalnya: payung akan berguna pada saat musim hujan.
e. Service
utility (kegunaan pelayanan); Nilai guna jasa yang diberikan barang untuk
kebutuhan manusia. Misalnya: televisi lebih berguna setelah adanya siaran.
3. Pengolahan sumber daya
a. Pengolahan
sumber daya alam (SDA), artinya manusia memanfaatkan SDA dengan cara mengambil
langsung dari alam, oleh karena itu dalam hal ini alam menjadi faktor utamanya.
Sumber daya alam dibedakan menjadi:
1) Sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui, yaitu SDA yang sekali pakai, bila
digunakan dan habis maka tidak ada penggantinya atau tidak dapat diperbaharui.
Oleh sebab itu dalam pemanfaatannya harus dilakukan dengan hemat dan efisien
untuk menjaga ketersediannya di alam, misalnya: minyak bumi, batu bara dan
berbagai mineral.
2) Sumber
daya alam yang dapat diperbaharui, yaitu SDA yang tidak habis atau dapat
diperbaharui bila sudah dipakai karena banyak terdapat di alam dan mudah
didapatkannya, misalnya: sumber daya alam nabati dan hewani.
3) Kelompok sumber daya yang selalu
tersedia dalam jumlah besar, misalnya: udara, angin, air, sinar matahari,
gelombang laut, dan gelombang elektromagnetik.
b. Pengolahan
Sumber daya manusia (SDM), artinya pemanfaatan SDA oleh manusia guna mencukupi
kebutuhan manusia sendiri. Di mana pemanfaatannya tersebut ditentukan oleh
keahlian, keterampilan, dan kemampuan yang sesuai dengan tujuannya. Misalnya:
pegawai pabrik, pengajar dan lain-lain.
c. Pengolahan
sumber daya modal, yaitu tindakan manusia dalam memanfaatkan modal dalam
mengatur SDA dan SDM guna menjalankan roda perekonomian. Misalnya: pengaturan
uang untuk mendirikan usaha pembuatan pakaian, modal untuk berdagang, dan
lain-lain.
E. Kerjasama Untuk Memenuhi Kebutuhan
Karena
kebutuhan manusia beraneka ragam maka manusia tidak mampu mencukupi
kebutuhannya seorang diri. Hal ini yang mendorong terciptanya kerjasama dengan
manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dasar dari diadakan kerjasama
yaitu:
1. Kerjasama yang saling menguntungkan
Karena
memiliki kelemahan serta kemampuan setiap orang berbeda, maka manusia sangat
memerlukan kerjasama dengan manusia yang lain. Misalnya: Ibu Susi pandai
membuat kue kering yang enak, akan tetapi ia tidak punya tempat untuk menjual
kuenya di pasar. Ia menitipkan
kuenya kepada Ibu Ani yang memiliki kios di pasar untuk menjualnya. Kerjasama
antara Ibu Susi dengan Ibi Ani dapat disebut kerjasama yang saling
menguntungkan karena
melalui Ibu Ani, kue buatan Ibu Susi dapat dipasarkan dan berkat kue Ibu Susi,
Ibu Ani dapat memperoleh keuntungan
dari menjual kue kering tanpa
harus mengeluarkan pengorbanan dalam membuatnya.
2. Kerjasama untuk kepentingan bersama
Kerjasama
ini banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat. Yang berhubungan dengan sosial
kemasyarakatan misalnya kegiatan gotong royong, kegiatan kebersihan lingkungan
dan sebagainya. Dan yang berkaitan dengan ekonomi, misalnya adanya istilah
bapak angkat yaitu perusahaan besar yang memberikan bimbingan, pengarahan dalam
kegiatan produksi dan pemasaran, serta bantuan modal agar dapat berkembang dan
akhirnya mampu berdiri sendiri.
3. Kerjasama yang saling menghormati
Manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak boleh menghalalkan segala cara, karena
dalam pemenuhan kebutuhannya tersebut dibatasi dengan norma-norma yang berlaku.
Manusia harus berpikir dengan baik dan sehat dalam berbuat atau bertindak agar
dapat memahami akan kebutuhan hidupnya dan kebutuhan dari orang lain. Misalnya:
saat terjadi kelangkaan pupuk para petani mengalami kebingungan karena selain
langka, harga pupuk juga tinggi. Tanpa pupuk bisa jadi tanaman pertanian
terancam gagal panen. Oleh sebab itu para petani membentuk suatu kelompok tani
dan melakukan koordinasi untuk mengatasi kebutuhan akan pupuk ini. Dari agen
resmi penjualan pupuk, kelompok tani tersebut membeli pupuk sesuai dengan
kebutuhan para petani anggota. Kemudian dari pupuk yang dibeli tersebut
disalurkan kepada petani anggota dengan adil sesuai kebutuhan petani dan
harganya disesuaikan dengan harga agen. Kerjasama para petani yang tergabung
dalam kelompok tani ini merupakan kerjasama saling menghormati, dan hal ini
penting dilakukan agar tidak terjadi perselisihan antarpetani.
No comments:
Post a Comment