Teks tanggapan kritis 16
Pergaulan Bebas
Pada
masa kini, banyak para remaja yang sudah mengenal yang namanya pergaulan bebas.
Di Indonesia kita sebagai orang yang beradab sebaiknya tidak melakukan
Pergaulan bebas . Pergaulan bebas sering ditemui di kalangan masyarakat masa
kini yang berarti salah satu bentuk perilaku menyimpang , yang mana “ Bebas “
yang dimaksud adalah melewati batas – batas norma ketimuran seperti orang luar
yang ada.
Pergaulan
bebas mempunyai dampak negatif yaitu , seperti berteman dengan orang – orang
yang kurang memahami norma contohnya , mabuk-mabukan , merokok
, sex bebas , dan lain- lain.
Sebaliknya, ada juga dampak positif nya yaitu, mempunyai banyak teman, berbagi beberapa hal dari mulai cara berkomunikasi, cara menghormati, cara mengendalikan diri untuk berada di tengah – tengah masyarakat, dan lain – lain. Biasanya banyak orang – orang Indonesia yang meniru beberapa salam orang barat seperti berciuman , di barat contohnya amerika , mereka mengaggap berciuman adalah hal yang wajar, tetapi di Indonesia apakah bangsa sekarang ini harus mengikuti cara salam orang lain? .
Menurut http://ogiandika12.blogspot.co.id/ faktor – faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas adalah rasa gengsi, nafsu , pengen tahu , broken home, hidup sendiri , faktor keluarga . Hal – hal tersebut tidak punya sopan santun kepada siapa saja , bahkan kepada orang tua mereka. Biasanya pergaulan bebas berasal dari anak – anak yang melihat saluran televisi yang tidak baik , apalagi sekarang ini adalah jaman modern remaja saat ini bisa dengan mudah membuka situs – situs yang berbau pornografi yang akan memacu kenafsuan remaja saat ini untuk melakukan yang tidak – tidak .
Sebaliknya, ada juga dampak positif nya yaitu, mempunyai banyak teman, berbagi beberapa hal dari mulai cara berkomunikasi, cara menghormati, cara mengendalikan diri untuk berada di tengah – tengah masyarakat, dan lain – lain. Biasanya banyak orang – orang Indonesia yang meniru beberapa salam orang barat seperti berciuman , di barat contohnya amerika , mereka mengaggap berciuman adalah hal yang wajar, tetapi di Indonesia apakah bangsa sekarang ini harus mengikuti cara salam orang lain? .
Menurut http://ogiandika12.blogspot.co.id/ faktor – faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas adalah rasa gengsi, nafsu , pengen tahu , broken home, hidup sendiri , faktor keluarga . Hal – hal tersebut tidak punya sopan santun kepada siapa saja , bahkan kepada orang tua mereka. Biasanya pergaulan bebas berasal dari anak – anak yang melihat saluran televisi yang tidak baik , apalagi sekarang ini adalah jaman modern remaja saat ini bisa dengan mudah membuka situs – situs yang berbau pornografi yang akan memacu kenafsuan remaja saat ini untuk melakukan yang tidak – tidak .
Sebaiknya para
orang tua harus mengawasi dan mendidik anak nya agar tidak ke jalan yang salah,
dan pilihlah tontonan yang mendidik dan gunakan internet sebaik mungkin , bukan
untuk menonton yang tidak – tidak kalau belum cukup umur. Dan orang tua harus
selalu bercanda atau berdiskusi setiap malam atau saat hari libur agar anak nya
mendapat bimbingan yang bermanfaat.
Teks Tanggapan Kritis 9
Masa Depan Lebih Cemerlang Tanpa Merokok
Merokok di kalangan pelajar sudah menjadi perilaku yang sangat
memperihatinkan bagi Negara Indonesia. Hal ini disebabkan akibat dari pengaruh
lingkungan sekitarnya. Hampir sebagian perokok di Indonesia adalah kalangan
pelajar, baik di tingkat SMP maupun SMA. Pelajar yang merokok biasanya sejak
SMP dan kebanyakan waktu kelas 3 SMP atau waktu beranjak SMA. Itu disebabkan
karena faktor kebiasaan, karena jika pelajar sudah biasa dengan suatu aktivitas
atau perbuatan yang di jalaninya sejak lama maka akan terbawa sampai mereka
dewasa. Merokok di kalangan pelajar tentu membawa dampak dan pengaruh terhadap
pelajar tersebut dan lingkungan mereka.
Di lingkungan sekolah larangan merokok merupakan suatu peraturan yang
amat penting. Tetapi kenyataannya pelajar yang merokok semakin banyak. Menurut
Angelica Iskandar seorang blogger, berpendapat bahwa merokok dari segi
kesehatan, sangat merugikan. Tubuh yang masih dalam pertumbuhan sudah dicemari
oleh racun-racun dari rokok. Lalu dari biaya atau harga rokok, tentunya jika
sudah kecanduan bisa menghabiskan uang saku pelajar tersebut. Ide Angelica
Iskandar itu sangat benar, merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak
dapat kita pungkiri. Banyak penyakit yang sudah terbukti sebagai dampak dari
merokok. Faktanya sudah ada, contohnya: di iklan televisi yaitu ibu Ike
Wijayanti yang terkena kanker tenggorokan sehingga pita suaranya hilang.
Tidak hanya sekolah yang berupaya untuk pelajar tidak merokok lagi,
tetapi pemerintah juga berupaya salah satu contohnya yaitu terdapat tulisan “
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok” di setiap buku pegangan siswa kurikulum
2013.
Tidak hanya dampak negatif saja, rokok juga mempunyai dampak positif.
Menurut sebuah blog ScienceAndri atau alamat blognya http://scienceaandri.blogspot.co.id/2014/02/dampak-positif-rokok.html di blog tersebut
ditulis bahwa merokok mempunyai dampak positif, yaitu: menjadi sumber
inspirasi, bisa bersosialisasi dengan baik kepada orang yang dikenal maupun
tidak dikenal, bisa membuat si perokok tersebut lebih percaya diri dan bisa
menghilangkan stress. Menurut Tomkinds (1991) ada 4 tipe perilaku merokok,
yaitu : Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok,
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Perilaku merokok yang
dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk
mengurangi perasaan negatif. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah
adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari
rokok yang diisapnya berkurang. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali merupakan suatu perilaku yang sudah
bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari ia
menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh pelajar mungkin
merupakan salah satu pengaruh buruk yang didapat dari teman-temannya. Kebiasaan
merokok pada orang tua juga berpengaruh besar pada pelajar. Orang tua yang
merokok juga bisa menjadi salah satu faktor yang menjadikan pelajar tersebut
merokok dibandingkan dengan keluarga yang bukan perokok.
Secara umum kita sudah sepantasnya khawatir terhadap
kebiasaan merokok di kalangan remaja, mengingat begitu besar dampak negatifnya.
Untuk itu, langkah antisipasi harus kita siapkan. Kita bisa mulai dari
lingkungan sekolah. Bisa dimulai dengan tidak memberi contoh kebiasaan merokok
dalam sekolah. Manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh orang ataupun pelajar itu
sendiri, penerapan aturan dan larangan merokok akan mengerem kebiasaan merokok
. Pelajar dan di sekitarnya menjadi lebih
sehat dan beban ekonomi berkurang, karena uang yang digunakan untuk membeli
rokok bisa dialihkan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.
No comments:
Post a Comment