BENTUK-BENTUK ALJABAR
A. Pengertian
Bentuk Aljabar
1.
x, 2y, x+3y , 3p+5q, a2 + b + 3 disebut bentuk aljabar
2.
a x2 + bx + c = 0 ; a,b,c,x dan 0 adalah lambang-lambang aljabar
a
dan b disebut koefisien ; c disebut konstanta
x2 dan x disebut
variabel
3.
2 x2 ; 2 disebut koefisien dan x2 disebut variabel
5q
; 5 disebut koefisien dan q disebut variabel
4.
2x dan 3x merupakan dua suku sejenis
5
x2 dan 7 x merupakan dua suku tidak sejenis
Unsur-unsur
suku sejenis dapat dikumpulkan menjadi satu .
Pada
penjumlahan dan pengurangan suku sejenis berlaku hukum distributive
A(B
± C) = AB ± AC
contoh:
1.
4b + 5b = (4+5) b= 9b
2.
3 (2p + 3q) = 6p+ 9q
3.
2 x2 – 4x – x2 + 2x = 2 x2- x2 – 4x + 2x = x2
(2-1) + x(-4+2) = x2 + x(-2) = x2 – 2x
B. Operasi Hitung Bentuk Aljabar
Pengertian bentuk aljabar,
koefisien, variabel, konstanta, suku, dan suku sejenis. Untuk mengingatkanmu
kembali, pelajari contoh-contoh berikut.
1. 2pq
4. x2 + 3x –2
2. 5x + 4 5. 9x2 – 3xy + 8
3. 2x + 3y –5
2. 5x + 4 5. 9x2 – 3xy + 8
3. 2x + 3y –5
Bentuk aljabar nomor (1) disebut
suku tunggal atau suku satu karena hanya terdiri atas satu suku, yaitu 2pq.
Pada bentuk aljabar tersebut, 2 disebut koefisien, sedangkan p dan q disebut
variabel karena nilai p dan q bisa berubah-ubah. Adapun bentuk aljabar nomor
(2) disebut suku dua karena bentuk aljabar ini memiliki dua suku, sebagai
berikut.
- Suku yang memuat variabel x, koefisiennya adalah 5.
- Suku yang tidak memuat variabel x, yaitu 4, disebut konstanta. Konstanta adalah suku yang nilainya tidak berubah.
Sekarang, pada bentuk aljabar nomor
(3), (4), dan (5), coba kamu tentukan manakah yang merupakan koefisien,
variabel, konstanta, dan suku?
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada bagian ini, kamu akan
mempelajari cara menjumlahkan dan mengurangkan suku-suku sejenis pada bentuk
aljabar. Pada dasarnya, sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan yang berlaku
pada bilangan riil, berlaku juga untuk penjumlahan dan pengurangan pada
bentuk-bentuk aljabar, sebagai berikut.
a. Sifat
Komutatif
a + b = b + a, dengan a dan b bilangan riil
b. Sifat Asosiatif
(a + b) + c = a + (b +c), dengan a, b, dan c bilangan riil
c. Sifat Distributif
a (b + c) = ab + ac, dengan a, b, dan c bilangan riil
a + b = b + a, dengan a dan b bilangan riil
b. Sifat Asosiatif
(a + b) + c = a + (b +c), dengan a, b, dan c bilangan riil
c. Sifat Distributif
a (b + c) = ab + ac, dengan a, b, dan c bilangan riil
Agar kamu lebih memahami sifat-sifat
yang berlaku pada bentuk aljabar, perhatikan contoh-contoh soal berikut.
Contoh
Soal :
Sederhanakan bentuk-bentuk aljabar berikut. a. 6mn + 3mn b. 16x + 3 + 3x + 4 c. –x – y + x – 3 d. 2p – 3p2 + 2q – 5q2 + 3p e. 6m + 3(m2 – n2) – 2m2 + 3n2 Jawab:
a. 6mn
+ 3mn = 9mn
b. 16x + 3 + 3x + 4 = 16x + 3x + 3 + 4 = 19x + 7 c. –x – y + x – 3 = –x + x – y – 3 = –y – 3 d. 2p – 3p2 + 2q – 5q2 + 3p = 2p + 3p – 3p2 + 2q – 5q2 = 5p – 3p2 + 2q – 5q2 = –3p2 + 5p – 5q2 + 2q e. 6m + 3(m2 – n2) – 2m2 + 3n2 = 6m + 3m2 – 3n2 – 2m2 + 3n2 = 6m + 3m2 – 2m2 – 3n2 + 3n2 = m2 + 6m
Contoh
Soal :
Tentukan hasil dari: a. penjumlahan 10x2 + 6xy – 12 dan –4x2 – 2xy + 10, b. pengurangan 8p2 + 10p + 15 dari 4p2 – 10p – 5. Jawab:
a. 10x2
+ 6xy – 12 + (–4x2 – 2xy + 10) = 10x2 – 4x2
+ 6xy – 2xy – 12 + 10
= 6x2 + 4xy – 2 b. (4p2 – 10p – 5) – (8p2 + 10p + 15) = 4p2 – 8p2 – 10p –10p – 5 – 15 = –4p2 – 20p – 20 |
2. Perkalian Bentuk Aljabar
Perhatikan kembali sifat distributif
pada bentuk aljabar. Sifat distributif merupakan konsep dasar perkalian pada
bentuk aljabar. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.
a. Perkalian Suku Satu dengan Suku Dua
Agar kamu memahami perkalian suku satu dengan suku dua bentuk aljabar, pelajari contoh soal berikut.
a. Perkalian Suku Satu dengan Suku Dua
Agar kamu memahami perkalian suku satu dengan suku dua bentuk aljabar, pelajari contoh soal berikut.
Contoh
Soal :
Gunakan hukum distributif untuk menyelesaikan perkalian berikut. a. 2(x + 3) c. 3x(y + 5) b. –5(9 – y) d. –9p(5p – 2q) Jawab:
a. 2(x +
3) = 2x +
6
c. 3x(y + 5) = 3xy + 15x
b. –5(9 – y) = –45 + 5y d. –9p(5p – 2q) = –45p2 + 18pq |
b. Perkalian Suku Dua dengan Suku
Dua
Agar kamu memahami materi perkalian suku dua dengan suku dua bentuk aljabar, pelajari contoh soal berikut.
Agar kamu memahami materi perkalian suku dua dengan suku dua bentuk aljabar, pelajari contoh soal berikut.
Contoh
Soal :
Tentukan hasil perkalian suku dua berikut, kemudian sederhanakan. a. (x + 5)(x + 3) c. (2x + 4)(3x + 1) b. (x – 4)(x + 1) d. (–3x + 2)(x – 5) Jawab:
a. (x +
5)(x + 3) = (x + 5)x + (x + 5)3
= x2 + 5x + 3x + 15 = x2 + 8x + 15 b. (x – 4)(x + 1) = (x – 4)x + (x – 4)1 = x2 – 4x + x – 4 = x2 – 3x – 4 c. (2x + 4)(3x + 1) = (2x + 4)3x + (2x + 4)1 = 6x2 + 12x + 2x + 4 = 6x2 + 14x + 4 d. (–3x + 2)(x – 5) = (–3x + 2)x + (–3x + 2)(–5) = –3x2 + 2x + 15x – 10 = –3x2 + 17x – 10
Contoh
Soal :
Diketahui sebuah persegipanjang memiliki panjang (5x + 3) cm dan lebar (6x– 2) cm. Tentukan luas persegipanjang tersebut. Jawab:
Diketahui :
p = (5x + 3) cm dan l = (6x – 2) cm
Ditanyakan : luas persegipanjang Luas = p × l = (5x + 3)(6x – 2) = (5x + 3)6x + (5x + 3)(–2) = 30x2 + 18x – 10x – 6 = 30x2 + 8x – 6 Jadi, luas persegipanjang tersebut adalah (30x2 + 8x – 6) cm2 |
Amati
kembali Contoh Soal. Ternyata perkalian dua suku bentuk aljabar (a + b) dan (c
+ d) dapat ditulis sebagai berikut.
(a + b)(c + d) = (a + b)c + (a + b)d
= ac + bc + ad + bd
= ac + ad + bc + bd
Secara skema, perkalian ditulis:
(a + b)(c + d) = (a + b)c + (a + b)d
= ac + bc + ad + bd
= ac + ad + bc + bd
Secara skema, perkalian ditulis:
Cara seperti ini merupakan cara lain
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan perkalian antara dua buah suku bentuk
aljabar. Pelajari contoh soal berikut.
Contoh
Soal :
Selesaikan perkalian-perkalian berikut dengan menggunakan cara skema. a. (x + 1)(x + 2) c. (x – 2)(x + 5) b. (x + 8)(2x + 4) d. (3x + 4)(x – 8) Jawab:
a. (x +
1)(x + 2) = x2 + 2x + x + 2
= x2 + 3x + 2 b. (x + 8)(2x + 4) = 2x2 + 4x + 16x + 32 = 2x2 + 20x + 32 c. (x – 2)(x + 5) = x2 + 5x –2x –10 = x2 + 3x – 10 d. (3x + 4)(x –8) = 3x2 – 24x + 4x – 32 = 3x2 – 20x – 32 |
3. Pembagian Bentuk Aljabar
Pembagian bentuk aljabar akan lebih
mudah jika dinyatakan dalam bentuk pecahan. Pelajarilah contoh soal berikut.
4. Perpangkatan Bentuk Aljabar
Di Kelas VII, kamu telah mempelajari
definisi bilangan berpangkat. Pada bagian ini materi tersebut akan
dikembangkan, yaitu memangkatkan bentuk aljabar. Seperti yang telah kamu
ketahui, bilangan berpangkat didefinisikan sebagai berikut.
Untuk a bilangan riil dan n bilangan
asli.
Definisi bilangan berpangkat berlaku juga pada bentuk aljabar. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.
Definisi bilangan berpangkat berlaku juga pada bentuk aljabar. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.
a. a5
= a × a × a × a × a
b. (2a)3 = 2a × 2a × 2a = (2 × 2 × 2) × (a × a × a) = 8a3
c. (–3p)4 = (–3p) × (–3p) × (–3p) × (–3p)
= ((–3) × (–3) × (–3) × (–3)) × (p × p × p × p) = 81p4
d. (4x2y)2 = (4x2y) × (4x2y) = (4 × 4) × (x2 × x2) × (y × y) = 16x4y2
b. (2a)3 = 2a × 2a × 2a = (2 × 2 × 2) × (a × a × a) = 8a3
c. (–3p)4 = (–3p) × (–3p) × (–3p) × (–3p)
= ((–3) × (–3) × (–3) × (–3)) × (p × p × p × p) = 81p4
d. (4x2y)2 = (4x2y) × (4x2y) = (4 × 4) × (x2 × x2) × (y × y) = 16x4y2
Sekarang, bagaimana dengan bentuk (a
+ b)2? Bentuk (a + b)2 merupakan bentuk lain dari (a + b)
(a + b). Jadi, dengan menggunakan sifat distributif, bentuk (a + b)2
dapat ditulis:
(a + b)2
= (a + b) (a + b)
= (a + b)a + (a + b)b
= a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2
= (a + b)a + (a + b)b
= a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2
Dengan cara yang sama, bentuk (a –
b)2 juga dapat ditulis sebagai:
(a – b)2
= (a – b) (a – b)
= (a – b)a + (a – b)(–b)
= a2 – ab – ab + b2
= a2 – 2ab + b2
= (a – b)a + (a – b)(–b)
= a2 – ab – ab + b2
= a2 – 2ab + b2
Selanjutnya, akan diuraikan bentuk
(a + b)3, sebagai berikut.
(a + b)3
= (a + b) (a + b)2
= (a + b) (a2 + 2ab + b2) (a+b)2 = a2 + 2ab + b2
= a(a2 + 2ab + b2 ) + b (a2 + 2ab + b2 ) (menggunakan cara skema)
= a3 + 2a2b + ab2 + a2b + 2ab2 + b3 (suku yang sejenis dikelompokkan)
= a3 + 2a2b + a2b + ab2 +2ab2 + b3 (operasikan suku-suku yang sejenis)
= a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
= (a + b) (a2 + 2ab + b2) (a+b)2 = a2 + 2ab + b2
= a(a2 + 2ab + b2 ) + b (a2 + 2ab + b2 ) (menggunakan cara skema)
= a3 + 2a2b + ab2 + a2b + 2ab2 + b3 (suku yang sejenis dikelompokkan)
= a3 + 2a2b + a2b + ab2 +2ab2 + b3 (operasikan suku-suku yang sejenis)
= a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
Untuk menguraikan bentuk aljabar (a
+ b)2, (a + b)3, dan (a + b)4, kamu dapat
menyelesaikannya dalam waktu singkat. Akan tetapi, bagaimana dengan bentuk
aljabar (a + b)5, (a + b)6, (a + b)7, dan
seterusnya? Tentu saja kamu juga dapat menguraikannya, meskipun akan memerlukan
waktu yang lebih lama. Untuk memudahkan penguraian perpangkatan bentuk-bentuk
aljabar tersebut, kamu bisa menggunakan pola segitiga Pascal . Sekarang,
perhatikan pola segitiga Pascal berikut.
Sebelumnya, kamu telah mengetahui
bahwa bentuk aljabar (a + b)2 dapat diuraikan menjadi a2
+ 2ab + b2. Jika koefisien-koefisiennya dibandingkan dengan baris
ketiga pola segitiga Pascal, hasilnya pasti sama, yaitu 1, 2, 1. Ini berarti,
bentuk aljabar (a + b)2 mengikuti pola segitiga Pascal. Sekarang,
perhatikan variabel pada bentuk a2 + 2ab + b2. Semakin ke
kanan, pangkat a semakin berkurang (a2 kemudian a). Sebaliknya,
semakin ke kanan pangkat b semakin bertambah (b kemudian b2). Jadi,
dengan menggunakan pola segitiga Pascal dan aturan perpangkatan variabel, bentuk-bentuk
perpangkatan suku dua (a + b)3, (a + b)4, (a + b)5,
dan seterusnya dapat diuraikan sebagai berikut.
(a + b)3
= a3 + 3a2b + 3ab2 + b3
(a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4
(a + b)5 = a5 + 5a4b + 10a3b2 + 10a2b3 + 5ab4 + b5
dan seterusnya.
(a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4
(a + b)5 = a5 + 5a4b + 10a3b2 + 10a2b3 + 5ab4 + b5
dan seterusnya.
Perpangkatan bentuk aljabar (a – b)n
dengan n bilangan asli juga mengikuti pola segitiga Pascal. Akan tetapi, tanda
setiap koefisiennya selalu berganti dari (+) ke (–), begitu seterusnya.
Pelajarilah uraian berikut.
(a – b)2
= a2 – 2ab + b2
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
(a – b)4 = a4 – 4a3b + 6a2b2 – 4ab3 + b4
(a – b)5 = a5 – 5a4b + 10a3b2 – 10a2b3 + 5ab4 – b5
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
(a – b)4 = a4 – 4a3b + 6a2b2 – 4ab3 + b4
(a – b)5 = a5 – 5a4b + 10a3b2 – 10a2b3 + 5ab4 – b5
No comments:
Post a Comment