MAKALAH
UNSUR KIMIA
A. KELIMPAHAN UNSUR – UNSUR DI ALAM
Dari 118 unsur yang diketahui, sekitar 90 unsur berada
di alam dan sisanya merupakan unsur sintesis (unsur buatan). Sebagian dari
unsur tersebut terdapat sebagai unsur bebas, tetapi lebih banyak yang berupa
senyawa, sedangkan unsur-unsur gas mulia terdapat sebagai unsur bebas (Petrucci
dan Suminar Ahmad, 1987: 96). Sebagian besar logam diperoleh dari deposit
tanah, bahan-bahan alam yang mengandung unsur atau senyawa tertentu disebut
mineral. Mineral yang mengandung unsur atau senyawa tertentu dengan konsentrasi
cukup tinggi dan diolah agar bernilai ekonomis disebut bijih(Brady, 1990: 653).
Unsur-unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah
oksigen, silikon, dan aluminium.
Sumber komersial dari oksigen dan nitrogen adalah
udara. Kelimpahan
unsur nitrogen dalam udara 78,09% dan oksigen 20,94%. Sedangkan unsur
lainnya kurang dari 1%.
Beberapa unsur diperoleh dari air laut. Misalnya,
natrium, klorin, magnesium, dan bromin. Konsentrasi unsur terbesar dalam air
laut adalah klorida sebesar 18,980 g/kg air laut, kemudian diikuti unsur
natrium sebesar 10,556 g/ kg air laut (Sumber: Petrucci dan Suminar Ahmad,
1987: 98).
B.
NITROGEN DAN OKSIGEN
1.
Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang paling melimpah yang
dapat dengan mudah diakses oleh manusia. Di alam, nitrogen berbentuk sebagai
senyawa N2 dengan kadar 78,03% volum dan 75,45% berat. Nitrogen adalah gas yang
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, serta mencair pada suhu –195,8
°C dan membeku pada suhu –210 °C. Nitrogen diperoleh dengan cara distilasi
bertingkat udara cair. Mula-mula udara disaring untuk dibersihkan dari debu.
Udara bersih yang diperoleh kemudian dikompresikan yang menyebabkan suhu udara
meningkat. Setelah itu dilakukan pendinginan. Pada tahap ini, air dan karbon
dioksida membeku sehingga sudah dapat dipisahkan. Setelah melalui menara
pendingin, udara kemudian diekspansikan sehingga suhu akan turun lagi dan
sebagian udara akan mencair, sedangkan udara yang belum mencair
disirkulasikan/dialirkan lagi ke dalam kompresor.
Kegunaan
nitrogen antara lain sebagai berikut :
·
Sebagian
besar nitrogen dipakai untuk membuat amonia (NH3).
·
Digunakan
untuk membuat pupuk nitrogen, seperti urea (CO(NH2)2) danZA(NH4)2SO4).
·
Sebagai
selubung gas inert untuk menghilangkan oksigen pada pembuatan alat elektronika
karena sifat inert yang dimiliki.
·
Digunakan
sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, misalnya pada industri
pengolahan makanan.
·
Membuat
ruang inert untuk penyimpanan zat-zat eksplosif.
·
Mengisi
ruang kosong dalam termometer untuk mengurangi penguapan raksa.
Beberapa
senyawa nitrogen sebagai berikut :
a). Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau yang khas dan
sangat menyengat, tidak berwarna, dengan titik didih –33,35 °C dan titik beku
–77,7 °C. Amonia dibuat dengan proses Haber-Bosch, pada suhu 370 – 540 °C dan
tekanan 10 – 1.000 atm, dengan menggunakan katalis Fe3O4. Katalis berfungsi
untuk memperluas kisi dan memperbesar permukaan aktif, sedangkan suhu tinggi
dilakukan untuk mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
Reaksi: N2(g)+ 3H2(g) ⎯⎯→ 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan
mereaksikan garam amonium dengan basa kuat sambil dipanaskan.
Reaksi:
NH4Cl + NaOH ⎯⎯→ NaCl + H2O + NH3
Kegunaan
amonia, antara lain :
·
Membuat
pupuk, seperti urea (CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
·
Membuat
senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida, dan amonium
nitrat.
·
Sebagai
pendingin dalam pabrik es karena amonia cair mudah menguap dan menyerap banyak
panas.
·
Membuat
hidrazin (N2H4), bahan bakar roket.
·
Digunakan
pada industri kertas, karet, dan farmasi.
·
Sebagai
refrigeran pada sistem kompresi dan absorpsi.
b). Asam
Nitrat
Asam nitrat termasuk dalam asam kuat, di mana dapat
melarutkan hampir semua logam, kecuali emas dan platina. Asam nitrat berupa zat
cair jernih pada suhu biasa dan dapat bercampur sempurna dengan air dalam segala
perbandingan. Asam nitrat dibuat dengan melalui tiga tahap, dikenal dengan
proses Oswald, sebagai berikut. Mula-mula amonia dan udara berlebih dialirkan
melalui katalis Pt – Rh pada suhu 950 °C, kemudian didinginkan sampai suhu
mencapai 150 °C di mana gas dicampur dengan udara yang akan menghasilkan NO2.
NO2(g) dan udara sisa dialirkan ke dasar menara, kemudian disemprotkan dengan
air pada temperatur sekitar 80 °C, maka akan diperoleh larutan yang mengandung
70% HNO3
.
Reaksi: 4NH3(g) + 5O2(g) ⎯--> 4NO(g) +
6H2O(g)
2NO(g) + O2(g) ⎯--> 2NO2(g)
4NO2(g) + O2(g) + 2H2O(l) ⎯--> 4HNO3(aq)
Asam nitrat banyak digunakan untuk pupuk (amonium
nitrat), obat-obatan, dan bahan-bahan peledak, seperti TNT, nitrogliserin, dan
nitro-selulosa. Asam nitrat juga digunakan pada sistem pendorong roket dengan
bahan bakar cair.
2.
Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang paling banyak di bumi dan
merupakan elemen paling penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan oksigen untuk proses respirasi (pernapasan). Oksigen terdapat di
alam dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa. Dalam keadaan bebas di alam,
oksigen mempunyai dua alotropi, yaitu gas oksigen (O2) dan gas ozon (O3).
Kelimpahan oksigen di alam ± 20% dan dalam air ± 5%. Unsur oksigen mudah
bereaksi dengan semua unsur, kecuali dengan gas mulia ringan. Gas oksigen tidak
berwarna (oksigen padat/cair/lapisan tebal oksigen berwarna biru muda), tidak
berbau, dan tidak berasa sehingga tidak terdeteksi oleh panca indra kita.
Oksigen mengembun pada –183 °C dan membeku pada –218,4 °C. Oksigen merupakan
oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam.
Secara industri, dengan proses pemisahan kriogenik
distilasi udara akan diperoleh oksigen dengan kemurnian 99,5%, sedangkan dengan
proses adsorpsi vakum akan diperoleh oksigen dengan kemurnian 90 – 93% (Kirk –
Othmer, vol. 17).
Dalam skala laboratorium, oksigen dapat diperoleh
dengan cara berikut.
·
Pemanasan
campuran MnO2dan H2SO4, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh C. W.
Scheele(1771)
Reaksi: MnO2(s) + H2SO4(aq) ⎯--> MnSO4(aq) +
H2O(l) + O2(g)
·
Pemanasan
HgO, proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Reaksi: 2HgO(s) ⎯--> 2Hg(l) +
O2(g)
·
Pemanasan
peroksida
Reaksi: 2BaO2(s) ⎯--> 2BaO(s) +
O2(g)
Kegunaan oksigen, antara lain :
·
Gas oksigen
digunakan untuk pernapasan semua makhluk hidup.
·
Gas oksigen
diperlukan untuk proses pembakaran.
·
Pada
industri kimia, oksigen digunakan sebagai oksidator untuk membuat
senyawa-senyawa kimia.
·
Oksigen cair
digunakan untuk bahan bakar roket.
·
Campuran gas
oksigen dan hidrogen digunakan sebagai bahan bakar pesawat ruang angkasa (sel
bahan bakar).
·
Bersama
dengan asetilena digunakan untuk mengelas baja.
·
Dalam
industri baja digunakan untuk mengurangi kadar karbon dalam besi gubal.
C.
GAS MULIA DAN HALOGEN
1.
Gas Mulia
Gas mulia
adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu
sebagai berikut :
·
Sifat-sifat
Fisis Gas Mulia
Sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Nomor atom
|
2
|
10
|
18
|
36
|
54
|
86
|
Elektron Valensi
|
2
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jari-jari atom (A)
|
0,50
|
0,65
|
0,95
|
1,10
|
1,30
|
1,45
|
Titik leleh (oC)
|
-272,2
|
-248,6
|
-189,4
|
-157,2
|
-111,8
|
-71
|
Titik didih (oC)
|
-268,9
|
-246,0
|
-185,9
|
-153,4
|
-108,1
|
-62
|
Energi Pengionan (kJ mol -1)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
Afinitas elektron (kJ mol-1)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Densitas (g L-1)
|
0.178
|
0,900
|
1,78
|
3,73
|
5,89
|
9,73
|
Seperti
tampak pada Tabel, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang
sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas
mulia hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas
mulia dapat diterangkan sebagai berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia
terdapat molekul monoatomik. Gaya tarik-menarik antarmolekulnya hanyalah gaya London
(gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia hanya akan mencair atau
menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat dilemahkan, yaitu
pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring dengan bertambahnya
massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh serta titik
didihnya juga meningkat.
·
Sifat-Sifat
Kimia Gas Mulia
Dunia kimia
seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat senyawa
stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Penemuan itu telah mendobrak
kegaiban gas mulia. Tidak lama kemudian, ahli riset lainnya dapat membuat
berbagai senyawa dari xenon, radon, kripton. Radon ternyata dapat bereaksi
spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran
untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar, hanya bereaksi dengan fluorin jika
disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara helium, neon, dan
argon, ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu
senyawa dari ketiga unsur itu.
Kereaktifan
gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu
dari atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti
terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah
ditarik oleh atom lain. Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun
tetap harus diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan
lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.
2.
Halogen
Unsur-unsur
golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam.
Unsur-unsur
halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5.
Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan
negatif satu. Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
·
Sifat-Sifat
Fisis
Dari tabel tampak bahwa titik didih dan titik leleh
naik seiring dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan
bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der
Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil.
Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi dan elektro-negatifitas
yang paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan VII A,
fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling
lemah. Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen (Keenan,
dkk, 1992: 228).
·
Sifat-Sifat
Kimia
Ada suatu
penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana
ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor
yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat
daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya.
Baik fluor
maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen.
Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan
membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibanding klor
terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa termasuk kayu dan beberapa
plastik akan menyala dalam atmosfer fluor.
Keempat
unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan
tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai
tekanan uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagen kimia yang
paling berbahaya karena efek uap tersebut terhadap mata dan saluran hidung.
Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam kamar asam dan dalam ruangan dengan
pertukaran udara (ventilasi) yang baik. Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm
bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen harus disimpan jauh dari
kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi (Keenan, 1992: 229).
D.
LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH
1.
Logam Alkali
Unsur logam
alkali (IA) terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan
fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena mempunyai
konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam alkali mudah melepaskan
elektron dan merupakan reduktor yang paling kuat. Unsur alkali merupakan logam
lunak, berwarna putih mengkilap, konduktor yang baik, dan mempunyai titik leleh
yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk garamnya (Mc. Murry dan Fay, 2000:
215).
2.
Sifat-Sifat Logam Alkali
·
Sifat-Sifat
Fisis
Dari tabel
dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali tanah mempunyai sifat yang
tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang relatif rendah, rapatannya yang relatif
rendah, dan kelunakannya. Semua unsur logam alkali ini dapat dengan mudah
diubah bentuknya dengan memencetnya di antara jempol dan jari telunjuk (dengan
melindungi kulit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan ini mempunyai energi
ionisasi dan keelektronegatifan rata-rata yang paling rendah. Hal ini
dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar
dengan inti (Keenan dkk, 1992: 152-153).
·
Sifat-Sifat
Kimia
Reaksi-reaksi logam alkali sebagai
berikut :
a.
Reaksi Logam
Alkali dengan Halogen
Reaksi antara logam alkali dengan
halogen berlangsung sangat cepat, membentuk halida logam.
Reaksi:
2M(s) + X2 ⎯--> 2MX(s)
dengan: M = logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs)
X = halogen
(F, Cl, Br, I)
Reaktifitas logam alkali semakin
meningkat jika energi ionisasinya semakin berkurang, sehingga Cs > Rb >
K> Na> Li (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
b.
Reaksi Logam
Alkali dengan Hidrogen dan Nitrogen
Logam alkali bereaksi dengan gas
hidrogen membentuk senyawa putih berbentuk kristal yang disebut hidrida, MH.
Reaksi terjadi dengan lambat pada suhu kamar dan membutuhkan pemanasan untuk
melelehkan logam alkali (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 2M(s) + H2(g) ⎯--> 2MH(s)
Tidak semua logam alkali bereaksi
dengan nitrogen, hanya litium yangmembentuk litium nitrit (Li3N) (Mc. Murry dan
Fay, 2000: 218).
Reaksi: 6Li(s) + N2(g) ⎯--> 2Li3N(s).
c.
Reaksi Logam
Alkali dengan Oksigen
Reaksi antara logam alkali dengan
oksigen berlangsung sangat cepat. Produk yang dihasilkan berbeda, tergantung
pada kondisi reaksi dan berapa banyak oksigen yang ada, seperti oksida
(bilangan oksidasi O = –2), peroksida (bilangan oksidasi O = –1), dan
superoksida (bilangan oksidasi O = –½) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 4Li(s) + O2(g) ⎯--> 2Li2O(s) ———
Oksida, O = –2
2Na(s) + O2(g) ⎯--> Na2O2(s) ———
Peroksida, O = –1
K(s) + O2(g) ⎯--> KO2(s) ———
Superoksida, O = –½
d.
Reaksi Logam
Alkali dengan Air
Logam alkali bereaksi dengan air
membentuk gas hidrogen dan hidroksida logam alkali, MOH.
Reaksi: 2M(s) + 2H2O(l) ⎯--> 2M+(aq)
+ 2OH–(aq)+ H2(g)
dengan M =
Li, Na, K, Rb, Cs
Reaksi logam alkali dengan oksigen
merupakan reaksi redoks, di mana logam (M) kehilangan elektron dan hidrogen
dari air memperoleh elektron (Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
e.
Reaksi Logam
Alkali dengan Amonia
Logam alkali bereaksi dengan amonia
membentuk gas H2dan logamamida (MNH2). Reaksi ini sama dengan reaksi logam
alkali dengan air(Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
Reaksi: 2M(s) + 2NH3(l) ⎯--> 2M+(s)
+ 2NH2–(s) + H2(g)
dengan M =
Li, Na, K, Rb, Cs
3.
Alkali Tanah
Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be,
Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan
golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi
elektron ns2 dan merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras
dari golongan, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat,
dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi (Mc. Murry dan Fay, 2000:
220).
·
Sifat-Sifat
Fisis
Unsur-unsur
logam alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium yang
kira-kira sama keras dengan timbal, sampai berilium yang cukup keras untuk
menggores kebanyakan logam lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron
yang sederhana, unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang
relatif mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah,
keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga rendah dikarenakan ukuran
atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti
(Keenan, dkk, 1992: 152-153).
·
Sifat-Sifat
Kimia
Logam alkali
tanah mengalami reaksi redoks yang sama dengan logam alkali, hanya saja mereka
melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion 2+. Logam alkali tanah cenderung
kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali karena energi ionisasinya lebih
besar daripada logam alkali tanah, sehingga tren kereaktifannya: Ba > Sr
> Ca > Mg > Be (Mc. Murry dan Fay, 2000: 222).
Reaksi-reaksi logam alkali tanah
sebagai berikut :
a.
Logam Alkali
Tanah Bereaksi dengan Halogen
Logam alkali tanah bereaksi dengan
halogen membentuk garam halida (MX2)
Reaksi: M + X2 ⎯⎯→ MX2,
dengan: M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba
X = F, Cl,
Br, I
b.
Logam Alkali
Tanah Bereaksi dengan Oksigen
Logam alkali tanah bereaksi dengan
oksigen membentuk oksida (MO).
Reaksi: 2M + O2 ⎯⎯→ 2MO,
dengan M = Be,
Mg, Ca, Sr, Ba
Berilium dan magnesium tidak begitu
reaktif jika direaksikan dengan oksigen pada suhu kamar, tetapi keduanya
mengeluarkan cahaya putih cerah jika dibakar dengan nyala api. Sedangkan
kalsium, stronsium, dan barium cukup reaktif sehingga perlu disimpan di bawah
minyak agar tidak kontak dengan udara. Seperti logam berat alkali, stronsium
dan barium membentuk peroksida (MO2) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 222).
c.
Logam Alkali
Tanah Bereaksi dengan Air
Logam alkali tanah bereaksi dengan
air membentuk logam hidroksida [M(OH)2].
Reaksi: M(s)+ 2H2O(l) ⎯⎯→ M2+(aq) +
2OH–(aq) + H2(g)
dengan M =
Mg, Ca, Sr, atau Ba
Kecuali berilium, semua logam alkali
tanah bereaksi dengan air membentuk logam hidroksida M(OH)2. Magnesium bereaksi
hanya jika suhu di atas 100 °C, sedangkan untuk kalsium dan stronsium, reaksi
berjalan lambat dan pada suhu kamar. Hanya barium yang bereaksi dahsyat (Mc.
Murry dan Fay, 2000: 223).
F.
UNSUR – UNSUR PERIODE KETIGA DI ALAM
1.
Unsur Logam
a.
Natrium
Natrium
merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber
utamanya adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat
dilakukan dengan proses Downs, yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang
mengandung NaCl diuapkan sampai kering kemudian padatan yang terbentuk
dihancurkan untuk kemudian dilelehkan. Sedangkan untuk me-ngurangi biaya pemanasan,
NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur dengan 1½ bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu
lebur hingga 580 °C (Martin S. Silberberg, 2000: 971).
Na dulunya
banyak digunakan untuk pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu untuk menaikkan
bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena mengandung racun
yang berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk pengisi lampu
penerangan di jalan maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi warna
kuningnya yang mampu menembus kabut dan dapat digunakan juga sebagai cairan
pendingin pada reaktor atom (Sri Lestari, 2004: 23).
b.
Magnesium
Magnesium
adalah unsur yang sangat melimpah di permukaan bumi, tetapi tidak mudah
membuatnya dalam bentuk unsur. Sumber ko-mersial utama magnesium adalah air
laut (0,13% kadar Mg), dan dapat ditemukan pada dolomit (CaMg(CO3)2) dan
karnalit (KCl.MgCl2.6H2O)(Oxtoby, Gillis, Nachtrieb; Erlangga, 2003: 214).
Kegunaan
magnesium, antara lain :
-
Pencegah
korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
-
Mg(OH)2,
dapat digunakan sebagai obat maag karena dapat menetralkan kelebihan asam
lambung (HCl) dan juga sebagai bahan pasta gigi.
-
MgSO4,
dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar
(laktasif usus).
-
Campuran
logam magnesium (10%) dan aluminium (90%) atau yang sering disebut magnalium
dapat digunakan sebagai bahan konstruksi pesawat terbang karena perpaduan ini
kuat dan ringan, rudal, dan bak truk.
-
Magnesium
dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada fotografi (blitz).
-
MgO, dapat
digunakan sebagai bata tahan panas/api untuk melapisi tanur dan tempat
pembakaran semen.
-
Campuran
0,5% Mg, 95% Al, 4% Cu, dan 0,5% Mn atau yang dikenal dengan nama
duralumindigunakan untuk konstruksi mobil.
c.
Aluminium
Aluminium
ialah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan
silikon), mencapai 8,2% dari massa total. Bijih yang paling penting untuk
produksi alu-minium adalah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang
mengandung 50 – 60% Al2O3, 1 – 20% Fe2O3, 1 – 10% silika, sedikit logam
transisi, dan sisanya air. Sumber bauksit di Indo-nesia di Bukit Asam (Oxtoby,
Gillis, Nachtrieb,2003: 212).
Aluminium
diperoleh dengan menggunakan proses Hall-Heroult, sesuai dengan nama penemunya
Charles M. Hall(AS) dan Paul Heroult (Perancis) pada tahun 1886.
2.
Unsur Semi-logam
Silikon
Silikon
merupakan unsur kedua terbanyak yang terdapat di muka bumi, yaitu sekitar 28%.
Meskipun berlimpah akan tetapi silikon tidak ditemukan dalam bentuk alaminya,
melainkan terdapat dalam mineral silikat dan sebagai silika (SiO2) (Sri
Lestari, 2004: 48). Kuarsa merupakan salah satu bentuk kristal SiO2 murni,
sedangkan pasir, agata (akik), oniks, opal, ametis, dan flint merupakan SiO2
dengan suatu bahan pengotor dalam jumlah runut.
Silikon
dapat diperoleh dengan cara mencampurkan silika dan kokas (sebagai reduktor)
dan memanaskannya di dalam tanur listrik pada suhu sekitar 3000°C.
Reaksi:
SiO2(l)+ C(s) ⎯--> Si(l)+ 2CO(g)
Silikon
umumnya digunakan untuk membuat transistor, chips computer, dan sel surya.
Sedangkan berbagai senyawa silikon digunakan di banyak industri. Silika dan
silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin,mdan semen. Silikon
yang bereaksi dengan karbon membentuk karbida (SiC) yang bersifat inert, sangat
keras dan tidak dapat melebur, banyak digunakan dalam peralatan pemotong dan
pengampelas. Silika gel bersifat higroskopis sehingga banyak digunakan untuk
pengering dalam berbagai macam produk.
3.
Unsur Non-logam
a.
Fosforus
Sumber utama
dari fosfor adalah batuan fosfat yang dikenal dengan nama apatit,
Ca9(PO4)6.CaF6.
Ada beberapa jenis fosfor, yaitu :
-
Fosfor
putih, dengan tetrahedral sebagai bentuk molekulnya, lunak, sangat reaktif, dan
beracun. Fosfor jenis ini sering disebut sebagai fosfor kuning karena
kadang-kadang berwarna kekuningan.
-
Fosfor
merah, bentuk molekulnya belum dapat dipastikan, kurang reaktif, dan tidak
beracun.
-
Fosfor hitam
(mirip grafit), diperoleh dengan memanaskan fosfor putih di bawah tekanan pada
suhu 550 °C.
b.
Belerang
Belerang
terdapat di muka bumi dalam bentuk bebas maupun senyawa. Belerang padat
mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang rombik dan belerang monoklinik.
Belerang yang biasa kita lihat adalah belerang rombik, dengan warna kuning,
belerang ini stabil di bawah suhu 95,5 °C. Bila lebih dari suhu 95,5 °C,
belerang rombik akan berubah menjadi belerang monoklinik yang akan mencair pada
suhu 113 °C. Biasanya belerang dijumpai dalam bentuk mineral sulfida dan
sulfat, hidrogen sulfida, maupun senyawa belerang organik.
Belerang
dapat diperoleh dengan cara ekstraksi melalui proses Frasch. Belerang yang ada
di bawah tanah dicairkan dengan mengalirkan air super panas (campuran antara
air dan uap air dengan tekanan sekitar 16 atm dan suhu sekitar 160 °C) melalui
pipa bagian luar dari suatu susunan tiga pipa konsentrik. Belerang cair
kemudian dipaksa keluar dengan memompakan udara panas (dengan tekanan sekitar
20 – 25 atm). Setelah itu belerang dibiarkan membeku. Belerang yang diperoleh
dengan cara ini mempunyai kemurnian sampai 99,6%, hal ini disebabkan karena
belerang tidak larut dalam air.
Kegunaan
belerang yang utama adalah untuk membuat asam sulfat, vulkanisasi karet, dan
membasmi penyakit tanaman. Belerang juga digunakan untuk membuat CS2 dan
senyawa belerang lainnya.
G.
UNSUR – UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam
golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan
VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk
unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada
subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.
Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas
adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium
(Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat
lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan
unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu
kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur
logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih
tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d
dan s, sehingga ikatannya semakin kuat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 867).
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai
bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa
bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4
(Keenan, dkk, 1992: 167).
3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik,
yaitu para-magnetik, di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh
medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya
dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet
karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin
kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin
banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn
bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi
yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990:
698).
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama
menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena
elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar
tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan
elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya
tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna
cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.
Misalnya Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+
berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.
Beberapa kegunaan unsur-unsur transisi :
-
Skandium,
digunakan pada lampu intensitas tinggi.
-
Titanium,
digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas,
kaca, keramik, dan kosmetik).
-
Vanadium,
digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
-
Kromium,
digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
-
Mangan,
digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.
-
Besi,
digunakan pada perangkat elektronik.
-
Kobalt,
digunakan untuk membuat aliansi logam.
-
Nikel,
digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
-
Tembaga,
digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
-
Seng,
digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan
bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.
H.
ION KOMPLEKS
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks,
yaitu suatu struktur dimana kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion
atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi
ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia
pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4–
[Cr(NH3)4Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini
disebabkan perpindahan elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan
pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.
No comments:
Post a Comment