Wednesday, 25 November 2015

MANUSIA PURBA



Manusia Purba Di Dunia

Manusia prasejarah atau yang biasa disebut dengan manusia purba adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Mereka hidup dengan cara yang sangat sederhana dan sangat bergantung pada alam. 

Para ilmuwan barat yang sebagian besar menganut teori evolusi memasukkan Australopithecus atau ras kera yang telah punah sebagai ras "Nenek Moyang Manusia". Padahal ada perbedaan yang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia. Perbedaan ini yang tidak bisa dijelaskan mereka yang selanjutnya disebut dengan mata rantai yang hilang (missing link).

Selama ini kita mendapatkan pemahaman yang salah. Dimana manusia purba disebut sebagai nenek moyang kita. Padahal Nabi Adam lah yang pertama kali diciptakan sebagai "Manusia", oleh ALLAH SWT. Semuanya jelas ada pada Al-Qur'an. Karena manusia purba hanyalah sebagian dari evolusi biologi dan sejarah kehidupan umat manusia yang hadir.
Jenis-Jenis Manusia Purba Dan Ciri-Cirinya
Berikut jenis-jenis manusia purba yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya :

    1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus memiliki arti yaitu Megan=besar, Anthropus=manusia, Paleo=tua, Javanicus=dari jawa. Kesimpulannya dari artinya adalah Manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil ditemukan di daerah Sangiran, Jawa Tengah antara tahun 1936 - 1941 oleh seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Diperkirakan fosil tersebut telah berumur 1-2 juta tahun. 
Ciri-cirinya : 
  • Punya tonjolan tajam di belakang kepala
  • Memiliki tulang pipi dan tonjolan kening yang mencolok
  • Tidak punya dagu seperti kera
  • Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat
  • Mereka memakan tumbuh-tumbuhan


      2. Pithecanthropus

Pithecanthropus artinya adalah manusia kera yang berjalan tegak. Di Indonesia jenis Pithecanthropus ada 3, yaitu Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Itulah fosil manusia purba yang paling banyak ada di Indonesia. 

  • Pithecanthropus Erectus : Ditemukan oleh Eugene Dubois Tahun 1891 disekita lembah sungai bengawan solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan tulang rahang atas, tengkorak dan tulang kaki.
  • Pithecanthropus Mojokertensis : Atau disebut juga Pithecanthropus Robustus. Fosil ini ditemukan oleh Von Koeningswald tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan tulang tengkorak anak-anak.
  • Pithecanthropus Soloensis : Ditemukan oleh Von Koeningswald juga dan Oppernoorth tapi ditempat terpisah, yaitu Ngandong dan Sangiran tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan tengkorak dan tulang kering.
Ciri-ciri dari spesies ini adalah :
  • Tinggi tubuh antara 165-180cm
  • Badan tegap, tapi tidak setegap Meganthrophus
  • Volume otak antara 750-1350cc
  • Kening menonjol tebal dan melintang sepanjang pelipis
  • Hidung lebar dan tidak berdagu
  • Rahang kuat dan geraham yang besar
  • Makanannya tumbuhan dan daging hewan buruan
Sedangan manusia purba dari genus homo adalah manusia purba yang paling muda, fosilnya berasal 15.000-40.000 tahun SM. Ini termasuk manusia (homo) dan bukan lagi kera (Pithecanthropus). Di Indonesia ada 3 jenis manusia purba dari genus homo. Homo Soloensis, Homo Wajakensis, Homo Floresiensis.
Kehidupan Manusia Purba Pra Sejarah
Manusia purba hidup dengan cara yang sederhana dan masih bergantung sekali dengan alam, diantaranya sebagai berikut :
  • Masa berburu dan Mengumpulkan makanan
Mereka mengumpulkan umbi-umbian liar dan melakukan pemburuan untuk mendapatkan makanan. Hidupnya berpindah-pindahan. Awalnya mereka hidup sendiri-sendiri, karena menghadapi keadaan alam yang berat dan makhluk buas, akhirnya mereka menyadari pentingnya hidup berkelompok.Sejarah Manusia Purba Dan Jenis-Jenisnya
  • Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini mereka sudah menetap, dengan menyediakan makanan sendiri dengan cara bercocok tanam dan berternak. Mereka tinggal di suatu daerah dengan membuat rumah dari kayu dan menunggu waktu panen dari hasil bercocok tanamnya. Jika tanah untuk bercocok tanamnya tidak subur, barulah mereka pindah. Mereka diperkirakan sudah mengenal pakaian yang terbuar dari kulit binatang atau kulit kayu.
  • Masa Mengenal Kepercayaan
Mereka melakukan upacara-upacara dimana masa itu manusia purba mulai menyadari adanya kekuatan lain yang melebihi dirinya. Ada bangunan-bangunan yang sangat besar untuk digunakan upacara. Upacara pemujaan, upacara ritual dan upacara persembahan.
  • Masa Perundagian
Dimana alat-alat yang mereka gunakan untuk bertahan hidup hanyalah batu runcing, kapak, tulang dan kayu. Tapi masa itu berubah lebih berkembang mereka membuat barang-barang yang berasal dari logam. Barang-barang yang mereka buat dengan cara mencetaknya. Bahkan sudah ada sistem pertukaran untuk mendapatkan logam.
Gambar Manusia Purba Di Dunia (Indonesia, Afrika, Eropa, Asia)
Dibawah ini ada beberapa gambar yang telah di dokumentasikan, bisa menjadi bukti adanya masa purba dan bisa sebagai sumber pengetahuan untuk kita :

Ilustrasi Tulang Rahang Meganthropus Paleojavanicus


 Ilustrasi Pithecanthropus



Manusia purba sekali lagi bukanlah nenek moyang manusia. Manusia dulunya bukanlah kera. Semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Sehingga tidak ada lagi kesalahan persepsi. Apalagi jika adik-adik kita bertanya tentang manusia purba ini. Kita bisa menjawabnya berdasarkan ilmu yang sudah kita dapatkan tadi.

2. Pithecanthropus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Paling tidak terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
Tulang tengkorak Pithecanthropus erectus
  1. Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.
  2. Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.
  3. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus
  • Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
  • Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
  • Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
  • Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
  • Hidung lebar dan tidak berdagu.
  • Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
  • Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
3. Homo
Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.
Tengkorak Homo floresiensis (kiri), dan manusia modern (kanan)
    • Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi badan antara 130 – 210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
    • Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. Ciri-ciri Homo wajakensis antara lain, memiliki muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 sampai 25.000 tahun yang lalu.
  • Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Ciri-ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan tegap; berjalan secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki dagu.
Peralatan Manusia Purba

1). Kapak Genggam. Kapak genggam merupakan sejenis kapak, tetapi tidak bertangkai. Kapak ini digunakan oleh manusia purba dengan cara digenggam, mungkin untuk memukul bahan makanan atau melempar binatang buruan. Kapak genggam ini ada yang ujungnya agak runcing sehingga bisa digunakan untuk mengorek tanah, seperti saat mencari ubi dan kapak ini juga ada di Pacitan, Jawa Timur yang disebut kapak penetap atau chopper

Contoh Gambar : Kapak Genggam

2). Alat-Alat Serpih. Di samping alat-alat kapak dari batu, manusia purba juga mengenal alat-alat serpih. Alat serpih ini dapat digunakan sebagai gurdi, penusuk, dan pisau. 

Contoh Gambar : Alat-alat Serpih
Alat-Alat Mencari, Berburu dan Meramu Makanan

3). Alat-Alat dari Tulang dan Kayu . Disamping alat-alat dari batu, manusia purba juga mengenal alat-alat dari kayu, tulang, dan tanduk rusa. Alat-alat yang berbuat dari tulang, misalnya mata ombak. Ada ujung tombak yang bergigi pada kedua sisinya. Ujung tombak yang bergigi ini biasanya terbuat dari tanduk rusa. Sementara itu, kayu digunakan untuk membuat tangkai tombak. Kemungkinan besar alat-alat yang berupa tombak itu digunakan untuk berburu dan menangkap ikan. 

Contoh Gambar : Alat-Alat Tulang dan Kayu
Alat-Alat Mencari, Berburu dan Meramu Makanan

4). Pebble. Pebble merupakan alat semcam kapak genggam dan terbuat dari batu kali yang dipecah. Ada juga batu penggiling atau pipisan untuk menghaluskan makanan 

5). Anak Panah dan Flake. Anak panah dan flake dapat digunakan untuk berburu dan mencari makanan. Dalam perkembangannya ada suatu hal yang menarik dalam kehidupan manusia purba jenis Pithecantropus Erectus. Mereka sudah mulai mengenal gunung api. Awalnya mereka mengal dan melihat gejala alam. 

Contoh Gambar : Anak Panah dan Flake 

Alat-Alat Mencari, Berburu dan Meramu Makanan
a. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Pithecantropus.

Kapak kapak Perimbas dimana kapak ini dipakai dengan cara di genggam (Sumber: Encarta Encyclopedia)
Kapak kapak Perimbas dimana kapak ini dipakai dengan cara di genggam (Sumber: Encarta Encyclopedia)

b. Kapak Genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun 1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut Kebudayaan Pacitan.

Kapak Genggam (Sumber: Encarta Encyclopedia)
Kapak Genggam
(Sumber: Encarta Encyclopedia)

c. Alat-alat Serpih (Flakes)
Alat-alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.

Alat-alat serpih (Sumber: Encarta Encyclopedia)
Alat-alat serpih masa paleolitikum (Sumber: Encarta Encyclopedia)
d. Perkakas dari Tulang dan Tanduk
Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl63T2V5Xud1_tVyNFMBBIM491rSwrU2WZwguJDsAnFWGl5sqIUHUFi0rrxWMiC0lwCoU2sHr0btOj5E2m98r_EZuSYcRRSp0LUtiVSuSEApmcw6kUfqb4RgWNdSTUvqbSJFB5i1K2jek/s1600/Alat-alat+dari+Tulang+dan.png

No comments:

Post a Comment