Manusia Purba Di Dunia
Manusia
prasejarah atau yang biasa disebut dengan manusia purba adalah manusia yang
hidup sebelum tulisan ditemukan. Mereka hidup dengan cara yang sangat sederhana
dan sangat bergantung pada alam.
Para ilmuwan
barat yang sebagian besar menganut teori evolusi memasukkan Australopithecus
atau ras kera yang telah punah sebagai ras "Nenek Moyang Manusia".
Padahal ada perbedaan yang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia.
Perbedaan ini yang tidak bisa dijelaskan mereka yang selanjutnya disebut dengan
mata rantai yang hilang (missing link).
Selama ini kita mendapatkan pemahaman yang salah.
Dimana manusia purba disebut sebagai nenek moyang kita. Padahal Nabi Adam lah
yang pertama kali diciptakan sebagai "Manusia", oleh ALLAH SWT.
Semuanya jelas ada pada Al-Qur'an. Karena manusia purba hanyalah sebagian dari
evolusi biologi dan sejarah kehidupan umat manusia yang hadir.
Jenis-Jenis Manusia Purba Dan
Ciri-Cirinya
Berikut jenis-jenis manusia purba yang mungkin belum
kita ketahui sebelumnya :
1. Meganthropus Paleojavanicus
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus
Paleojavanicus memiliki arti yaitu Megan=besar, Anthropus=manusia, Paleo=tua,
Javanicus=dari jawa. Kesimpulannya dari artinya adalah Manusia purba bertubuh
besar tertua di Jawa. Fosil ditemukan di daerah Sangiran, Jawa Tengah antara
tahun 1936 - 1941 oleh seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald.
Diperkirakan fosil tersebut telah berumur 1-2 juta tahun.
Ciri-cirinya
:
- Punya tonjolan tajam di belakang kepala
- Memiliki tulang pipi dan tonjolan kening yang mencolok
- Tidak punya dagu seperti kera
- Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat
- Mereka memakan tumbuh-tumbuhan
2. Pithecanthropus
- Pithecanthropus Erectus : Ditemukan oleh Eugene Dubois Tahun 1891 disekita lembah sungai bengawan solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan tulang rahang atas, tengkorak dan tulang kaki.
- Pithecanthropus Mojokertensis : Atau disebut juga Pithecanthropus Robustus. Fosil ini ditemukan oleh Von Koeningswald tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan tulang tengkorak anak-anak.
- Pithecanthropus Soloensis : Ditemukan oleh Von Koeningswald juga dan Oppernoorth tapi ditempat terpisah, yaitu Ngandong dan Sangiran tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan tengkorak dan tulang kering.
Ciri-ciri
dari spesies ini adalah :
- Tinggi tubuh antara 165-180cm
- Badan tegap, tapi tidak setegap Meganthrophus
- Volume otak antara 750-1350cc
- Kening menonjol tebal dan melintang sepanjang pelipis
- Hidung lebar dan tidak berdagu
- Rahang kuat dan geraham yang besar
- Makanannya tumbuhan dan daging hewan buruan
Sedangan manusia purba dari genus homo adalah manusia
purba yang paling muda, fosilnya berasal 15.000-40.000 tahun SM. Ini termasuk
manusia (homo) dan bukan lagi kera (Pithecanthropus). Di Indonesia ada 3 jenis
manusia purba dari genus homo. Homo Soloensis, Homo Wajakensis, Homo
Floresiensis.
Kehidupan Manusia Purba Pra Sejarah
Manusia
purba hidup dengan cara yang sederhana dan masih bergantung sekali dengan alam,
diantaranya sebagai berikut :
- Masa berburu dan Mengumpulkan makanan
Mereka
mengumpulkan umbi-umbian liar dan melakukan pemburuan untuk mendapatkan
makanan. Hidupnya berpindah-pindahan. Awalnya mereka hidup sendiri-sendiri,
karena menghadapi keadaan alam yang berat dan makhluk buas, akhirnya mereka
menyadari pentingnya hidup berkelompok.

- Masa Bercocok Tanam
Pada masa
ini mereka sudah menetap, dengan menyediakan makanan sendiri dengan cara
bercocok tanam dan berternak. Mereka tinggal di suatu daerah dengan membuat
rumah dari kayu dan menunggu waktu panen dari hasil bercocok tanamnya. Jika
tanah untuk bercocok tanamnya tidak subur, barulah mereka pindah. Mereka
diperkirakan sudah mengenal pakaian yang terbuar dari kulit binatang atau kulit
kayu.
- Masa Mengenal Kepercayaan
Mereka
melakukan upacara-upacara dimana masa itu manusia purba mulai menyadari adanya
kekuatan lain yang melebihi dirinya. Ada bangunan-bangunan yang sangat besar
untuk digunakan upacara. Upacara pemujaan, upacara ritual dan upacara
persembahan.
- Masa Perundagian
Dimana alat-alat yang mereka gunakan untuk bertahan
hidup hanyalah batu runcing, kapak, tulang dan kayu. Tapi masa itu berubah
lebih berkembang mereka membuat barang-barang yang berasal dari logam.
Barang-barang yang mereka buat dengan cara mencetaknya. Bahkan sudah ada sistem
pertukaran untuk mendapatkan logam.
Gambar Manusia Purba Di Dunia
(Indonesia, Afrika, Eropa, Asia)
Dibawah ini
ada beberapa gambar yang telah di dokumentasikan, bisa menjadi bukti adanya
masa purba dan bisa sebagai sumber pengetahuan untuk kita :
Ilustrasi
Tulang Rahang Meganthropus Paleojavanicus
Ilustrasi
Pithecanthropus
Manusia
purba sekali lagi bukanlah nenek moyang manusia. Manusia dulunya bukanlah kera.
Semoga ilmu ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Sehingga tidak ada lagi
kesalahan persepsi. Apalagi jika adik-adik kita bertanya tentang manusia purba
ini. Kita bisa menjawabnya berdasarkan ilmu yang sudah kita dapatkan tadi.
2. Pithecanthropus
Fosil
manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil
manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus
sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Paling tidak terdapat tiga
jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus
erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus
soloensis. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus
yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000
sampai 1 juta tahun yang lalu.
Tulang tengkorak Pithecanthropus
erectus
|
- Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.
- Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.
- Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus
- Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
- Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
- Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
- Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
- Hidung lebar dan tidak berdagu.
- Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
- Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
3. Homo
Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia
purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan
berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai
manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia
(Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri
ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo
soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.
Tengkorak Homo floresiensis (kiri),
dan manusia modern (kanan)
|
- Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi badan antara 130 – 210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
- Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. Ciri-ciri Homo wajakensis antara lain, memiliki muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 sampai 25.000 tahun yang lalu.
- Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Ciri-ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan tegap; berjalan secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki dagu.
Peralatan Manusia Purba
1). Kapak
Genggam. Kapak
genggam merupakan sejenis kapak, tetapi tidak bertangkai. Kapak ini digunakan
oleh manusia purba dengan cara digenggam, mungkin untuk memukul bahan makanan
atau melempar binatang buruan. Kapak genggam ini ada yang ujungnya agak runcing
sehingga bisa digunakan untuk mengorek tanah, seperti saat mencari ubi dan
kapak ini juga ada di Pacitan, Jawa Timur yang disebut kapak penetap atau chopper
Contoh
Gambar : Kapak Genggam
2).
Alat-Alat Serpih. Di samping alat-alat kapak dari batu, manusia purba juga mengenal
alat-alat serpih. Alat serpih ini dapat digunakan sebagai gurdi, penusuk, dan
pisau.
Contoh
Gambar : Alat-alat Serpih
3).
Alat-Alat dari Tulang dan Kayu . Disamping alat-alat dari batu, manusia purba juga
mengenal alat-alat dari kayu, tulang, dan tanduk rusa. Alat-alat yang berbuat
dari tulang, misalnya mata ombak. Ada ujung tombak yang bergigi pada kedua
sisinya. Ujung tombak yang bergigi ini biasanya terbuat dari tanduk rusa.
Sementara itu, kayu digunakan untuk membuat tangkai tombak. Kemungkinan besar
alat-alat yang berupa tombak itu digunakan untuk berburu dan menangkap
ikan.
Contoh
Gambar : Alat-Alat Tulang dan Kayu
4). Pebble. Pebble
merupakan alat semcam kapak genggam dan terbuat dari batu kali yang dipecah.
Ada juga batu penggiling atau pipisan untuk menghaluskan makanan
5). Anak Panah dan Flake. Anak panah dan flake dapat digunakan untuk berburu dan
mencari makanan. Dalam perkembangannya ada suatu hal yang menarik dalam
kehidupan manusia purba jenis Pithecantropus Erectus. Mereka sudah mulai
mengenal gunung api. Awalnya mereka mengal dan melihat gejala alam.
Contoh Gambar : Anak Panah dan Flake
a. Kapak Perimbas
Kapak ini
terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam.
Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk
dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan
oleh jenis manusia purba Pithecantropus.
b. Kapak Genggam
Kapak
genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas,
namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali
umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun
1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam
di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka
disebut Kebudayaan Pacitan.
c. Alat-alat Serpih (Flakes)
Alat-alat
serpih terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk,
pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah
Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.
d. Perkakas dari Tulang dan
Tanduk
Perkakas
tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa
Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak.
Oleh peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan
Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat
dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis.

No comments:
Post a Comment