Friday, 27 November 2015

PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DAN CIRI CIRINYA



PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki struktur budaya (ras, agama, adat istiadat, bahasa, dll) yang berbeda dengan suku bangsa yang lainnya. Masyarakat Indonesia identik dengan Multikulturalisme,yang merupakan paham yang mengagungkan perbedaan budaya atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terjadinya Pluralisme (Suparlan; 2002). Dalam suasana nasional, kita harus menerapkan paham Pluralisme, agar bangsa tidak terpecah-belah dengan berbagai perbedaan yang ada dan kebudayaan bangsa tidak didominasi oleh kebudayaan bangsa yang dominan. Pendapat beberapa ahli mengenai Masyarakat Multikultural:

1.      Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2.      Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3.      Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.


Kesimpulannya, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, agama, adat istiadat, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang memiliki satu pemerintahan tetapi dalam masyarakat itu masing terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.



               B.     CIRI-CIRI MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1.      Mempunyai Struktur Budaya Lebih Dari Satu
Struktur budaya yang lebih dari satu seperti bahasa, adat istiadat, norma/nilai, agama, ras, dan lain-lain.
2.      Nilai-Nilai Dasar yang Merupakan Kesepakatan Bersama Sulit Berkembang
Setiap unsur sosial memiliki sentimen kesukuan maupun keagamaan yang sulit untuk dipertemukan, maka muncullah nilai-nilai dasar yang mengikat dari masyarakat yang berbeda-beda. Contohnya bahasa Melayu yang dijadikan sebagai Bahasa Indonesia (bahasa persatuan)
3.      Sering Terjadi Konflik-Konflik Sosial yang Berbau SARA
Disebabkan karena perbedaan persepsi atau pola pikir kelompok sosial. Untuk mencegah terjadinya konflik, kelompok sosial harus memiliki sikap tenggang rasa dan toleransi terhadap kelompok sosial yang lain.
4.      Struktur Sosialnya Lebih Bersifat Non-Komplementer
Artinya masing-masing struktur sosial dalam masyarakat tidak saling mendukung satu sama lain karena struktur sosial berada dalam struktur yang berbeda-beda dengan latar kepentingan yang berbeda pula, sehingga struktur sosial yang satu dengan yang lain tidak saling mendukung.
5.      Proses Integrasi yang Terjadi Berlangsung secara Lambat
Bahwa dalam masyarakat multikultural itu sulit sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, karena adanya sentimen-sentimen lokal yang bernuansa kesukuan, rasa, dan keagamaan. Hal ini dapat menyebabkan proses integrasi menjadi sulit dan lambat. Wawasan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan aktivitas-aktivitas yang bersifat menyeluruh untuk semua komponen masyarakat.
6.      Sering Terjadi Dominasi Ekonomi, Politik, dan Sosial Politik
Berupa dominasi kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Kelompok sosial yang kuat melakukan ekspansi sehingga memasuki dimensi hak dan kewajiban kelompok lemah. Contohnya adalah monopoli perdagangan yang dilakukan oleh kelompok sosial kuat terhadap kelompok sosial yang lemah, dan pemerintahan yang sewenang-wenang sehingga menyengsarakan rakyat.

No comments:

Post a Comment